get app
inews
Aa Text
Read Next : tiketcom dan Dana Perkuat Ekosistem Digital Pariwisata Indonesia

Tak Sekadar Pembiayaan, Amartha Menggerakkan Ekonomi Akar Rumput dan Berdayakan Perempuan Pedesaan

Kamis, 20 Maret 2025 | 10:32 WIB
header img
Ki-ka: Harumi Supit (PV Public Relations of Amartha), Gigih Rezki Septianto (Tim Zakat & Donasi Amartha), dan Katrina Inandia (Head of Impact and Sustainability Amartha). Foto: Novi

JAKARTA, iNews Depok.id - Di tengah gemuruh perkembangan ekonomi digital, ada satu entitas yang dengan gigih merajut asa di pelosok negeri, menyentuh denyut nadi perekonomian akar rumput: Amartha. Lembaga keuangan mikro ini bukan sekadar menyalurkan modal, melainkan menjadi jembatan harapan bagi jutaan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di pedesaan Indonesia.

Sebuah pencapaian membanggakan terukir, dimana Amartha berhasil mencatatkan pembiayaan yang melampaui Rp 28 triliun. Angka fantastis ini bukan hanya sekadar deretan nominal, namun representasi dari kepercayaan yang diberikan kepada lebih dari 2,8 juta mitra UMKM, yang hampir seluruhnya beroperasi di wilayah pedesaan. Hebatnya lagi, kualitas pembiayaan tetap terjaga dengan Non-Performing Loan (NPL) yang stabil di kisaran 2 persen, sebuah indikator pengelolaan risiko yang prima.

Hal itu diungkapkan oleh Harumi Supit, PV Public Relations of Amartha saat media briefing kinerja Amartha selama 2024 pada Rabu, 19 Maret 2025 di Rumah Wijaya, Melawai, Jakarta Selatan.

Dalam kesempatan ini, Harumi pun menjelaskan tentang jejak langkah Amartha yang membentang luas, menjangkau lebih dari 50.000 desa di berbagai penjuru Indonesia, mulai dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali, hingga Nusa Tenggara. "Ke depan, fokus ekspansi akan semakin mengarah ke Indonesia Timur, wilayah yang menyimpan potensi besar untuk dikembangkan," ucap Harumi.

Lantas, sektor mana saja yang menjadi tulang punggung pergerakan ekonomi melalui Amartha? Data tahun 2024 menunjukkan bahwa sebagian besar mitra bergerak di sektor toko kelontong, disusul oleh sektor pertanian yang menyumbang hampir 20 persen, serta beragam industri rumah tangga yang kreatif dan ulet.

Kisah inspiratif dari Bu Halimah adalah salah satu dari jutaan potret keberhasilan yang ditorehkan Amartha. Di usia 38 tahun, ibu dari lima anak yang semuanya masih bersekolah ini menjalankan usaha ternak dan jual beli cacing. 

Bergabung dengan Amartha sejak tahun 2017, Bu Halimah memanfaatkan modal yang diperoleh untuk membeli bibit dan mengembangkan usahanya. Sebelum pandemi, ia bahkan menjadi pengepul cacing. Permintaan cacing yang tinggi, baik untuk kebutuhan memancing maupun industri farmasi, memberikan keuntungan yang signifikan. Dengan margin Rp 3.000 per kilogram dan omzet mencapai 300 kg per minggu, usaha Bu Halimah berkembang pesat, membuktikan bahwa akses permodalan yang tepat, dapat mengubah roda kehidupan.

Keberlanjutan Amartha sebagai sebuah bisnis tak lepas dari strategi pendanaannya yang sangat terdiversifikasi. Lebih dari 60 persen pendanaan berasal dari bank dan institusi, sementara porsi retail lender tidak sampai 40 persen. Model bisnis ini tidak hanya sustainable secara finansial, tetapi juga memiliki dampak sosial yang kuat, terutama dalam mendorong pemberdayaan perempuan. Lebih dari 2,3 juta mitra yang tersebar di lebih dari 50.000 desa ini menerima pembiayaan dengan rata-rata awal mulai dari Rp 5 juta.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut