Peralatan kelengkapan stasiun nampak terlihat sisa peninggalan Belanda, dari mulai wesel, peralatan layanan sinyal, rumah/ bangunan stasiun bahkan sinyal-nya. Stasiun LBJ hanya memugar bagian atapnya dan dinding ruang tunggu saja.
Kontur alam yang indah karena diapit oleh gunung-gunung dan perbukitan, jembatan serta kondisi lintasan KA yang berkelok tajam, cocok bagi para railfans atau yang gemar dalam hobi fotografi dengan memanfaatkan kameranya membidik dari segala titik dan 'angle' saat KA datang.
Dari stasiun Lebak Jero ke arah barat (Nagrek) jalurnya lebih terlihat menanjak dan sebaliknya bila ke arah timur (Stasiun Leles) lebih terlihat menurun sehingga setiap KA yang melintas menuju timur maka pengereman sudah dimulai di Stasiun Lebakjero ini.
Bicara akses atau jalan masuk/ keluar Stasiun Lebakjero jangan dibayangkan seperti stasiun lainnya yang luas dan beraspal dengan tempat parkir luas. Untuk tiba ke stasiun yang jaraknya sekitar 700 meter dari jalan raya Garut-Nagreg hanya ada gang perkampungan, selanjutnya melintasi jalan kecil yang licin sekitar 100 meter dan hanya bisa dilintasi satu motor dengan tanjakan curam, sesampainya di stasiun ini langsung menghadapi lintasan utama sekaligus halaman stasiun tersebut dengan disambut pemandangan indah Pegunungan Garut.
Dari sisi timur bukit, terlihat lintasan rel kereta api di Stasiun Lebakjero berbentuk huruf 'S'. Foto: iNews/Tama
Editor : M Mahfud