Disebutkan oleh Abul ‘Abbas Al-Qurthubi:
Orang yang menjalankan puasa dengan memperhatikan syarat dan adabnya, setan terbelenggu. Namun, bagi yang tidak menjalankan puasa dengan benar, setan tidak terikat darinya.
Meskipun setan tidak mengganggu orang yang berpuasa, maksiat masih bisa terjadi karena dorongan hawa nafsu, kebiasaan buruk, dan gangguan dari setan manusia.
Mungkin maksudnya adalah setan yang terikat adalah setan umum dan yang memiliki pasukan, sedangkan yang tidak memiliki pasukan tidak terikat.
Intinya maksudnya adalah kejelekan itu berkurang di bulan Ramadhan. Ini nyata terjadi dibandingkan dengan bulan lainnya. (Al-Mufhim lima Asykala min Takhlis Kitab Muslim, 3: 136. Dinukil dari Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 221162)
Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa selama bulan Ramadhan, jiwa cenderung kepada kebaikan dan amalan shalih. Kebaikan tersebut menjadi jalan pembuka pintu surga, sementara kejelekan berkurang sehingga pintu neraka tertutup. Setan terikat, sehingga tidak mampu menggoda manusia untuk berbuat dosa seperti biasanya. Namun, dosa masih bisa terjadi karena adanya syahwat. Ketika syahwat ditahan, maka setan-setan pun terbelenggu. (Majmu’ah Al-Fatawa, 14: 167).
Dengan terbukanya pintu kebaikan yang luas ini, pahala kebaikan akan dilipat gandakan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta