JAKARTA, iNews.id - Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor kelapa sawit perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh. Perhatian yang serius harus diberikan kepada pengembangan SDM di perkebunan kelapa sawit rakyat mandiri.
Darmono Taniwiryono, Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia, menyampaikan bahwa ketika berbicara tentang SDM, perkebunan kelapa sawit dari skala besar hingga nasional, baik di hilir maupun hulu, tidak mengalami masalah besar. Hal ini disebabkan oleh korporatisasi mereka, yang menghasilkan pengelolaan SDM yang lebih baik.
"Namun, yang menjadi permasalahan utama adalah SDM untuk perkebunan kelapa sawit rakyat yang mandiri. Itulah yang perlu mendapat perhatian serius," ujar Darmono dalam keterangan resmi yang diterima pada Jumat (1/12/2023).
Menurutnya, salah satu permasalahan utama petani perkebunan rakyat adalah kurangnya pendidikan. Sebagian besar petani perkebunan rakyat hanya memiliki latar belakang pendidikan SD atau SMP, sehingga kesalahan dalam penanaman bibit sudah banyak terjadi sejak awal.
"Ancaman terbesar di perkebunan rakyat adalah masalah regenerasi. Banyak putra dan putri petani kelapa sawit tidak tertarik untuk meneruskan pekerjaan orang tua mereka, dan ini tidak hanya terjadi di perkebunan kelapa sawit, melainkan hampir di seluruh sektor pertanian," jelas Darmono.
Meskipun pemerintah telah memberikan pelatihan kepada petani dan menyelenggarakan program beasiswa untuk studi di perguruan tinggi sejak 2016, kondisi saat ini berbeda dengan beberapa dekade lalu. Perkembangan teknologi membuat generasi milenial kurang tertarik pada pekerjaan yang kasar dan keras, seperti yang dilakukan oleh generasi sebelumnya.
"Mereka lebih suka bekerja di perkebunan besar dan enggan sepenuhnya kembali ke kampung halaman mereka untuk menjadi petani, seperti yang diharapkan," tambah Darmono.
Editor : Sazili Mustofa