Lesunya angkutan massal di Kebumen diakui juga oleh salah satu warga bernama Wahyu. Menurutnya, maraknya masyarakat yang memiliki kendaraan sepeda motor, menjadi salah satu faktor sepinya engkel di Kebumen.
Selain itu, banyak orang tua yang membiarkan dan mengizinkan anak-anaknya mengendarai sepeda motor untuk berangkat sekolah. Meskipun banyak di antaranya belum cukup umur, dan memiliki kelengkapan berkendara yang baik, seperti contoh kepemilikan surat izin mengemudi (SIM).
"Dulu zaman saya masih sekolah engkel masih ramai peminatnya. Sekarang kan orang beli sepeda motor gampang, kasih uang DP Rp200 ribu sudah bisa bawa pulang motor. Anak sekolah sekarang lebih suka naik sepeda motor daripada naik engkel," kata Wahyu.
Imbas sepinya penumpang, berpengaruh kepada jumlah kendaraan mikrobus yang masih bertahan. Hal ini terjadi lantaran banyak pemilik mikrobus di Kebumen gulung tikar karena sepinya penumpang.
Penumpang kendaraan mikrobus di Kebumen didominasi pedagang pasar. Foto: iNews Depok/Tama
Editor : M Mahfud