"Kalau dahulu di Kebumen hingga petang masih mudah mendapatkan engkel untuk pulang. Saat ini, jam tiga sore saja boro-boro masih ada engkel, apalagi untuk jurusan tertentu seperti Petanahan, misalnya," ujar Wahyu.
Kondisi itu yang diharapkan sejumlah sopir engkel di Kebumen seperti Rasimun, agar masyarakat di Kebumen kembali menggunakan transportasi umum untuk bepergian. Oleh karena itu, Rasimun beserta rekan lainnya akan senang jika musim anak-anak sekolah aktif belajar. Namun jika musim libur sekolah, sejumlah sopir engkel hanya bisa mengelus dada saja.
"Saya berharap masyarakat, khususnya orang tua yang memiliki anak masih sekolah untuk menggunakan engkel kembali," kata Rasimun.
Ia juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen untuk memperhatikan nasib angkutan massal atau transportasi umum di Kebumen. Bahkan Rasimun juga berharap Pemkab Kebumen dengan jajaran dinas terkait, untuk bekerja sama dalam membuat bus sekolah yang melibatkan pemilik engkel di Kebumen.
"Menarik itu, jika pemerintah mengadakan bus sekolah yang bekerja sama dengan sopir engkel agar bisa beroperasi normal kembali," harapnya.
Hingga saat ini, jumlah mikrobus di Kebumen yang masih aktif beroperasi adalah trayek Kebumen - Prembun, Kebumen - Gombong dan Gombong - Ayah. Sementara untuk trayek Kebumen - Petanahan sudah jarang sekali beroperasi.
Editor : M Mahfud