get app
inews
Aa Text
Read Next : Kapasitas Supian Dipertanyakan, Tak Mampu Jalankan Perintah Walkot Bereskan Sampah Depok

Tak Kalah Bahaya dari Sampah Plastik, Mikroplastik Bisa Mencemari Tanah, Air Hingga Udara

Sabtu, 16 September 2023 | 20:30 WIB
header img
Mulai dari kebiasaan kecil untuk mencegah pencemaran mikroplastik. Foto: Ist

JAKARTA, iNewsDepok.id - Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), setiap harinya kehidupan dan aktivitas manusia menghasilkan volume timbunan sampah sebanyak 71,688.84 ton, dengan volume sampah plastik menduduki peringkat kedua terbanyak setelah sampah sisa makanan.

Seolah belum cukup banyak beban dan dampak buruk lingkungan yang disebabkan oleh sampah plastik, kini kita harus menghadapi tantangan baru dalam wujud turunannya, yaitu sampah mikroplastik yang tidak kalah membahayakannya bagi lingkungan dan keberlangsungan kehidupan seluruh makhluk.

WWF-Indonesia Footprint Lead, Tri Agung Rooswiadji, menjelaskan, “Sampah mikroplastik merupakan fragmen kecil plastik dengan ukuran kurang dari 5 milimeter. Mikroplastik umumnya terbagi dalam dua jenis, yaitu mikroplastik primer dan mikroplastik sekunder. Mikroplastik primer adalah mikroplastik yang sengaja diproduksi dalam bentuk kecil (mikro). Sedangkan, mikroplastik sekunder merupakan mikroplastik hasil degradasi dari plastik yang berukuran lebih besar yang tercecer di lingkungan dan kemudian berubah bentuk. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi suhu tinggi, sinar matahari, limpasan air, angin, dan organisme pendegradasi plastik. Mikroplastik umumnya dilepaskan selama produksi, penggunaan, dan pembuangan produk-produk plastik, sehingga bisa dikatakan tidak ada satu tempat pun yang terbebas dari partikel mikroplastik yang sangat kecil. Mereka menyebar dari rumah tangga-rumah tangga hingga ke kedalaman terjauh laut dalam.”

Lebih lanjut, Tri menjabarkan, bahwa sampah mikroplastik berasal dari berbagai sumber, termasuk limbah industri, pembuangan sampah yang tidak sesuai, dan degradasi plastik yang lebih besar. Ukurannya yang super kecil, membuat sampah jenis ini lebih mudah menyebar ke berbagai lingkungan, termasuk perairan dan tanah di Indonesia.

Program Plastic Smart Cities WWF, dalam penelitian Audit Merek Sampah Plastik pada Sungai Ciliwung di Jakarta, Bogor, Depok yang dilakukan bersama dengan Ecoton pada tahun 2022 lalu, menemukan kelimpahan mikroplastik di perairan Sungai Ciliwung dengan rata-rata sebanyak 4,55 partikel/liter. Fakta ini berkebalikan dari target pemerintah yang tertera pada lampiran 6 PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang PPLH yang menyebutkan bahwa baku mutu sungai harus “Nihil Sampah”.

Penelitian tersebut dilakukan di 14 titik sepanjang jalur hulu ke hilir Sungai Ciliwung, yaitu Mata Air Kahuripan, Mata Air Cikemas, dan Wisata Saat Bogor di Kabupaten Bogor; Baranangsiang dan Bendungan Katulampa di Kota Bogor; Jembatan Panus, Kampung Utan, dan Mata Air Dekat KCD di Depok; Sekolah Sungai Jagakarsa, Bidara Cina, Tugu Tani, Pintu Air Manggarai, Kota Tua, dan Ancol di DKI Jakarta.

Plastic Smart Cities merupakan inisiatif yang diluncurkan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) untuk mendorong kota-kota di dunia menghentikan kebocoran sampah plastik ke alam.

Plastic Smart Cities mengajak pemerintah kota untuk melakukan tindakan nyata di tingkat kota, bekerjasama erat dengan warga masyarakat, pemerintah provinsi dan kota, sektor swasta, institusi akademik, dan lembaga internasional, dengan tujuan untuk menghilangkan terjadinya kebocoran sampah plastik ke alam pada tahun 2030. 

Editor : Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut