Dalam beberapa putaran awal, Foreman tampak mengungguli dengan pukulan-pukulan kerasnya yang terarah ke tubuh Ali. Namun, secara perlahan, taktik Ali mulai mempengaruhi momentum pertarungan.
Foreman, yang semula percaya bahwa dia bisa mengakhiri pertarungan dengan cepat, mulai terlihat semakin lelah dan frustrasi. Pukulannya tidak lagi memiliki daya hancur seperti sebelumnya, sementara Ali tetap tenang dan berfokus pada rencananya.
Perlahan namun pasti, Ali mulai memanfaatkan peluang. Pada ronde kedelapan, ia menunjukkan ketepatan dan kecepatannya dengan meraih peluang yang muncul. Dalam momen yang menggetarkan, Ali melepaskan serangkaian pukulan tajam yang menghantam wajah dan tubuh Foreman.
Kekuatan Foreman mulai meredup, dan ketika wasit melihat Foreman semakin tak mampu membalas pukulan, dia akhirnya menghentikan pertarungan.
Kemenangan Ali dengan KO teknis di ronde kedelapan tidak hanya merayakan kembalinya Ali sebagai juara dunia, tetapi juga menegaskan tekadnya untuk mengatasi segala rintangan.
Pertarungan ini menjadi lebih dari sekadar olahraga - itu adalah perjuangan untuk menghadapi ketidaksetaraan, penindasan, dan ketidakadilan.
Ali, yang sudah lama menjadi ikon perjuangan dan kemanusiaan, melalui kemenangannya ini mengilhami jutaan orang di seluruh dunia untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi tantangan hidup.
Editor : Mahfud