get app
inews
Aa Text
Read Next : Bisakah Wabah Monkeypox Jadi Pandemi Seperti Covid-19? Ini Pandangan Doktor Epidemiologist TNI

Manusia Silver Berani Malu demi Hidup Mandiri

Senin, 03 April 2023 | 12:35 WIB
header img
Manusia Silver di lampu merah Tangerang. Foto: iNews Depok/ Marsaulina Lumbanraja

TANGERANG, iNewsDepok.id - Sesosok pria muda berbadan bugar terlihat berkilauan di bawah sinar matahari, tubuh mengkilap berbalut silver dengan topeng menyerupai badut di kepalanya dan topi merah muda untuk melindungi pria tersebut dari panasnya kota Tangerang.

Dari ujung rambut sampai ujung kaki semua berpoles cat berwarna perak yang mengkilat, membawa kotak kardus yang bertulisan “Semoga Berkah”.

Berdiri di perempatan lampu merah untuk meminta sumbangan dari para pengguna jalan raya yang lalu lalang. Itulah yang biasa disebut dengan manusia silver.

Sudah lebih 2 tahun, Adi bekerja sebagai manusia silver. Melumuri sekujur tubuhnya dengan cat sablon berwarna perak yang dicampur dengan minyak tanah sambil membawa kotak karton. Bergoyang ke kiri dan ke kanan, sambil melambaikan tangan atau diam tergap sambil hormat bak patung. Bila sepi dan bosan, dia pun kembali berjalan, menyusuri jalanan.

Berhenti di suatu tempat. Mencari siapa saja untuk dihibur. Begitu seterusnya. Sejak jam dua siang sampai jam 10 malam.

"Saya biasa berpindah-pindah. Tidak menetap di satu tempat," ucapnya ketika disapa Adi di Jalan Kisamaun Tangerang.

Adi harus gigih mangkal di satu lampu merah ke lampu merah lainnya, karena harga kostum yang diperlukan Adi dalam sehari tampil adalah sekitar Rp 30 ribu. Dia biasanya baru pulang ke rumah pada jam 11 malam. Saat sampai rumah, dia akan langsung membersihkan dirinya dari cat yang sudah menempel di tubuhnya selama 8 jam dengan menggunakan detergen bubuk yang sering dipakai ibunya.

Ia mengaku badannya terasa panas saat ia menggesekan dirinya dengan bubuk yang seharusnya untuk pakaian. 

Dari jerih payah sebagai manusia silver, Adi bisa membantu perekonomian keluarganya.

Menjadi manusia silver juga bukan keinginan. Dia kehilangan pekerjaan setelah pandemi menghantam perekonomian.

Sebelum wabah, Adi mencari uang dengan menjadi buruh panggul di pasar. Tanpa mengenal hari libur, Adi bisa membawa pulang Rp100 ribu per hari. Semua pendapatannya akan diberikan kepada ibunya yang merupakan penjual pop ice di depan SDN 15 Tangerang.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut