Tanggapi Serangan Rudal Rusia, Seorang Blogger Ukraina Dituding Pro Genosida

JAKARTA, iNewsDepok.id - Blogger Ukraina Melaniya Podolyak menuntut agar Rusia dan seluruh rakyatnya dihapus dari muka bumi, Sabtu (14/1/2023) waktu setempat. 

Ia menyampaikan tuntutannya itu melalui cuitannya di Twitter sembari menyertakan foto apartemen yang rusak di kota Dnieper, Ukraina timur. 

Baca Juga

Perang dengan Rusia Ekonomi Ukraina Hancur, Butuh Bantuan USD 3 Miliar Tiap Bulan

"Sangat adil bagi saya untuk berharap semua orang Rusia dan Rusia terhapus dari muka bumi. Ini bukan ujaran kebencian, bukan hal yang buruk dari saya, ini ADIL," tulisnya.

Hingga berita ini dimuat, cuitan tersebut telah dilihat oleh 1,1 juta pengguna dan disukai sebanyak 4.600 kali.

Cuitan blogger Ukraina, Melaniya Podolyak, yang dinilai bernada pro Genosida. Foto: @MelaniePodolyak

Cuitan blogger Ukraina, Melaniya Podolyak, yang dinilai bernada pro Genosida. Foto: @MelaniePodolyak

Baca Juga

Inggris Juga Tolak Kirim Jet, Ukraina Akan Terus Melobi

Pernyataan Podolyak dikecam oleh sejumlah pengguna Twitter lantaran bernada pembersihan pro-etnis. Podolyak menanggapi kritik tersebut dengan sumpah serapah. 

"Pembersihan Etnis Pro/Genosida Melaniya Podolyak. Berbicara seperti seorang Nazi yang jujur," balas seorang pengguna Twitter.

Baca Juga

Putin Ancam Akan Serang Inggris Dalam Semenit, Boris Johnson: Bukan Ancaman

"Betapapun dapat dimengerti oleh Anda, sentimennya masih sangat tidak etis. Lagipula, tidak semua orang Rusia menginginkan perang terjadi. Kebanyakan ingin berakhir. Dan inilah masalahnya: perang pasti sudah berakhir pada bulan Maret, jika seandainya AS dan Inggris tidak menekan Zelenskyy untuk terus berjuang," tulis pengguna lain. 

"Tidak mengherankan bagi bangsa yang memuja Nazi sebagai pahlawan nasionalnya," pengguna lainnya berkomentar.

Cuitan Podolyak merupakan tanggapannya atas serangan rudal terbaru Rusia terhadap kota-kota di Ukraina, salah satunya Dnieper. Berdasarkan pencarian terbaru, korban telah bertambah dari 14 orang menjadi 35 orang. 

Editor : M Mahfud