DEPOK, iNewsDepok.id - Bagi masyarakat pengguna kereta api pasti sudah tidak asing dengan rangkaian kereta api kelas eksekutif milik PT Kereta Api Indonesia (Persero). Apalagi untuk saat ini hampir di setiap perjalanan kereta api tersedia gerbong kelas eksekutif.
Namun rangkaian kereta eksekutif pada saat ini hampir memiliki ciri khas yang sama yaitu model kaca yang memanjang dengan mengusung tampilan besi mengkilat atau stainless steel. Mungkin hanya tersisa beberapa rangkaian kereta eksekutif yang masih menggunakan kaca kecil atau lebar.
Bahkan untuk tampilan kereta api eksekutif saat ini cenderung lebih seragam dengan corak livery yang sama di tiap rangkaian.
Perkembangan model kereta eksekutif terus berubah secara dinamis, seiring dengan usaha Kementerian Perhubungan melalui PT KAI yang terus berinovasi.
Melansir pemberitaan MNC Portal Indonesia tahun 2018, PT KAI mulai belanja besar-besaran untuk peremajaan unit kereta api. Direktur Keselamatan dan Keamanan merangkap Direktur Komersial PT KAI (Persero) saat itu, Apriyono Wedi Chresnanto mengatakan, 438 gerbong kereta itu akan menjadi 38 trainset atau rangkaian kereta api. Pengadaan akan dilakukan secara bertahap dan akan selesai hingga pertengahan 2019 atau sebelum Lebaran. Ke-438 kereta atau 38 trainset merupakan bagian dari program regenerasi sarana kereta yang sudah tua. Ratusan kereta itu masing-masing 210 kereta eksekutif, 150 kereta premium, 39 kereta makan, dan 39 kereta pembangkit.
“Kami pesan ke PT INKA sebanyak 438 kereta menggunakan dana obligasi kemarin. Itu untuk menggantikan rangkaian yang sudah beroperasi lebih dari 30 tahun yang jumlahnya sekitar 50%. Nanti standar kere tanya sama, dengan berbagai fasilitas yang cukup baik. Ini kami berikan untuk peningkatan pelayanan dan keselamatan penumpang,” ujar Apriyono saat peluncuran penggunaan KA Argo Parahyangan baru di Stasiun Bandung, Jum'at (2/3/2018).
Sebelum berubah menjadi PT KAI, banyak rangkaian kereta eksekutif yang memiliki ciri khas livery unik masing-masing. Bagi sebagian masyarakat kereta eksekutif memiliki kenangan tersendiri pada saat itu.
KA Wijayakusuma di Stasiun Soka. Foto dokumentasi: Tama/iNews Depok.
Editor : M Mahfud