get app
inews
Aa Text
Read Next : Kekerasan terhadap Anak di Depok Meningkat 6 Bulan

Memprihatinkan, Terjadi 50 Kasus Kekerasan Anak di Bogor Selama 2022

Senin, 26 September 2022 | 08:50 WIB
header img
Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Foto: Freepik/rawpixel

BOGOR, iNewsDepok.id - Sepanjang tahun 2022 ini tercatat 50-an kasus kekerasan terhadap anak, seperti kekerasan fisik, pencabulan atau pelecehan seksual, perebutan hak asuh dan bullying.

Hal tersebut diungkap Komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bogor, Asep Saepudin, pada Minggu (25/9/2022).

"Ada yang di sekolah, pengajian, pondok pesantren, lingkungan keluarga dan masyarakat," kata Asep Saepudin kepada wartawan.  

Di antara sekian banyak kasus kekerasan terhadap anak, menurut Asep, kasus paling banyak terjadi adalah perebutan hak asuh di antara keluarga yang bercerai.

Akan tetapi kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan pendidikan baik formal maupun non formal yang paling sering tersorot karena masuk ke ranah publik sehingga cepat mencuat ke permukaan.

"Ini memang sangat memprihatinkan, karena yang seharusnya anak berada di tempat yang aman seperti halnya di lingkungan keluarga," ungkapnya.

Asep mengungkapkan contoh kasus kekerasan anak dalam lingkungan keluarga yang baru-baru ini terjadi yakni di Jonggol. Anak menjadi korban kekerasan oleh ibunya yang diduga mengalami gangguan jiwa.

"Saat ini anaknya sedang dalam penganganan intensif di RSUD Cileungsi karena di sekujur tubuhnya penuh luka bekas siksaan ibu kandungnya. Ibunya diduga mengidap gangguan jiwa," katanya.

Sementara kasus kekerasan anak di lingkungan pendidikan di antaranya pelecehan atau pencabulan oleh oknum guru ngaji. Juga ada kekerasan fisik antar siswa dalam bentuk perkelahian, tawuran pelajar, dan bullying. 

“Tentu ini kita sebut oknum, karena tidak mewakili dari masing-masing instansi maupun profesi mana pun,” katanya

Menurut Asep, banyak prestasi yang sangat membanggakan dan mengharumkan dari lembaga-lembaga pendidikan, baik yang formal maupun lembaga pendidikan non formal namun seolah-olah terlupakan bahkan terhapus akibat ulah oknum yang tidak bertanggungjawab di dalamnya.

Asep meyakini bahwa tidak ada lembaga pendidikan berniat buruk dalam proses pendidikanya. Jangan sampai karena ulah oknum citra pendidikan khususnya di Kabupaten Bogor tercoreng.

"Saya yakin dan percaya, setiap lembaga pendidikan mempunyai program unggulan tersendiri untuk meningkatkan kompetisinya dengan lembaga pendidikan lainnya. Artinya ini modal besar untuk terus menjaga kepercayaan masyarakat," pungkasnya.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut