DEPOK, iNewsDepok.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani memiliki harta kekayaan sebesar Rp53 miliar. Jumlah harta tersebut tercatat dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 26 Maret 2021.
Perempuan yang pernah tiga kali menjadi Menteri Keuangan RI dan Direktur Bank Dunia ini memiliki harta kekayaan yang berasal dari beberapa aset yang tersebar di wilayah Jabodetabek.
Sumber harta terbesarnya diketahui berasal dari tanah dan bangunan dengan total nilai mencapai Rp 42.633.880.000.
Berikut perincian harta kekayaan Sri Mulyani berupa tanah dan bangunan di Jabodetabek:
- Tanah dan bangunan seluas 922 m²/400 m² di Tangerang Selatan senilai Rp8.851.200.000.
- Tanah dan bangunan seluas 136 m²/89 m² senilai Rp1.251.200.000.
- Tanah dan bangunan seluas 250 m²/200 m² di Tangeran senilai Rp2.000.000.000.
- Bangunan seluas 91 m² di Jakarta Pusat senilai Rp1.500.000.000.
- Bangunan seluas 27 m² di Jakarta Pusat senilai Rp550.000.000.
- Bangunan seluas 27 m² di Jakarta Pusat senilai Rp550.000.000.
- Bangunan seluas 142.4 m² di Jakarta Selatan senilai Rp4.463.000.000.
- Tanah dan Bangunan seluas 1896.2 m²/414 m² di negara --- senilai Rp17.040.000.000.
- Tanah dan bangunan seluas 257 m²/170 m² di Tangerang berupa warisan senilai Rp657.920.000.
- Tanah dan bangunan seluas 301 m²/210 m² di Tangerang berupa warisan senilai Rp770.560.000.
- Tanah dan bangunan seluas 201 m²/295 m² di Jakarta Selatan senilai Rp5.000.000.000
Sri Mulyani juga memiliki satu kendaraan transportasi dan mesin yaitu Motor Honda Rebel CMX50p tahun 2019 senilai Rp145 juta.
Di samping itu, menteri kelahiran Bandar Lampung, 26 Agustus 1962 ini juga memiliki harta bergerak lainnya sebesar Rp446.520.000, surat berharga Rp10.232.315.470, kas dan setara kas Rp9.366.170.347.
Selain itu, Sri Mulyani juga memiliki hutang sebesar Rp9.509.426.080.
Dengan begitu, total kekayaannya setelah dikurangi hutang tercatat Rp53.314.459.737 atau Rp53 miliar lebih.
Artikel ini telah tayang di idxchannel.com dengan judul “Cek Harta Kekayaan Sri Mulyani Setelah Tiga Kali Jadi Menteri dan Direktur Bank Dunia.”
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani