get app
inews
Aa Text
Read Next : BMKG Analisis Adanya Peningkatan Curah Hujan, Warga Pesisir Utara DKI Jakarta Diminta Antisipasi

Sudah Musim Kemarau Tapi Sering Hujan, 3 Fenomena Ini Penyebabnya

Minggu, 17 Juli 2022 | 16:11 WIB
header img
Sudah memasuki musim kemarau tetapi sejumlah wilayah Indonesia mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Foto ilustrasi: Pixabay/Pexels

JAKARTA, iNewsDepok.id - Saat ini wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, tetapi di sebagian besar wilayah di Indonesia justru mengalami kondisi hujan dengan intensitas sedang maupun intensitas tinggi.

Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa kondisi hujan berpotensi akan mengguyur sebagian wilayah hingga sepekan ke depan, 16-23 Juli 2022.

Mengapa kondisi tersebut bisa terjadi? Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto menjelaskan peristiwa ini terjadi karena masih aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer skala global-regional yang cukup signifikan.

Berikut penjelasannya:

  1. Fenomena La Nina.

Di bulan Juli 2022 ini terjadi fenomena La Nina, yang menjadi salah satu penyebab hujan turun di musim kemarau.

"Ini diidentifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah. Kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia," ungkap Guswanto, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu (17/7/2022).

  1. Fenomena Dipole Mode.

Selain La Nina, lebih lanjut menurut Guswanto, fenomena Dipole Mode di wilayah Samudra Hindia saat ini juga menunjukkan indeks yang cukup berpengaruh dalam memicu peningkatan curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.

  1. Fenomena Gelombang Atmosfer.

Dalam skala regional, terdapat beberapa fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan, yaitu MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby yang terjadi pada periode yang sama.

"Adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatera bagian selatan dan di Jawa bagian barat juga mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut didukung dengan anomali suhu muka laut positif yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer," jelas Guswanto.

Meskipun saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, namun, karena adanya fenomena-fenomena atmosfer tersebut memicu terjadinya dinamika cuaca yang berdampak masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut