JAKARTA, iNewsDepok.id - Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Andin Hadiyanto, mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi status Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Budi Santoso Purwokartiko, sebagai penguji di lembaganya.
Pernyataan itu disampaikan menyusul viralnya postingan Budi di akun Facebook-nya yang membuat dia dicap rasis.
"LPDP adalah lembaga pengelola dana abadi pendidikan yang berasal dari APBN dan dikelola secara profesional dan berintegritas, berdasarkan Pancasila dan nilai Kebangsaan Indonesia yang Bhinneka dan Bersatu, yang menghargai dan menghormati perbedaan. LPDP menjunjung tinggi etika dan adab kepatutan serta toleransi, dan tidak memperkenankan dan tidak menyetujui sikap dan ujaran kebencian, serta sikap diskriminasi, termasuk sentimen berdasarkan SARA," kata Andin dalam keterangannya, Minggu (1/5/2022).
Ia menegaskan, apa yang ditulis Budi di akun Facebook-nya merupakan opini pribadi, dan tidak akan mempengaruhi reputasinya sebagai interviewer di program beasiswa LPDP.
Meski demikian diakui, postingan itu berpotensi menimbulkan risiko reputasi terhadap kegiatan Budi sebagai interviewer program beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), yaitu program untuk mendanai mahasiswa Indonesia yang melakukan mobilitas di universitas terkemuka di luar negeri selama kurang-lebih satu semester," ucapnya.
Ia menyebut, seharusnya proses seleksi beasiswa LPDP dilakukan secara objektif, adil, dan menghargai keberagaman sesuai nilai-nilai kebangsaan. Karena itu, dia menegaskan ada kode etik yang harusnya dipatuhi interviewer program beasiswa LPDP.
"Sesuai ketentuan, interviewer juga harus mematuhi kode etik dalam melaksanakan tugas dan diharapkan melakukan seleksi wawancara secara profesional dan objektif," imbuhnya.
Atas dasar itu lah, Andin memastikan pihaknya akan mengevaluasi setiap interviewer LPDP, termasuk Budi Santosa Purwokartiko.
"LPDP akan terus berkoordinasi dengan Kemendikbudristek untuk terus mengevaluasi dan mengawasi pelaksanaan tugas para interviewer untuk menjamin pelaksanaan seleksi program beasiswa yang dikolaborasikan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku," tuturnya.
Seperti diketahui, Budi dituding rasis karena dalam postingannya itu terdapat kalimat "Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai tidak satupun yang menutup kepala ala manusia gurun". Kalimat ini menimbulkan persepsi bahwa Budi telah menstigma jilbab atau hijab, sebagai penutup kepala manusia gurun.
Dari postingan para netizen bahkan ketahuan kalau postingan-postingan rektor ITK itu ternyata banyak yang berkonten rasis, dan semuanya menyerang agama Islam.
Ini dia postingan Budi yang membuat dia akhirnya kehilangan pekerjaan sebagai Tim Penguji di LPDP.
Sumber: Twitter
Editor : Rohman
Artikel Terkait