Salah satu modul yang ditawarkan adalah Agribisnis Lahan Rawa, di mana mahasiswa mempelajari cara memanfaatkan lahan rawa yang memiliki potensi tinggi namun sering kali kurang dimaksimalkan. Modul ini memberikan pengetahuan tentang teknik pengelolaan lahan secara efektif agar dapat menjadi sumber produktivitas pertanian yang berkelanjutan.
Selain itu, modul Pengembangan Padi Rawa Terpadu memberikan mahasiswa wawasan mengenai peningkatan produktivitas padi di lahan rawa melalui pendekatan terpadu yang memanfaatkan teknologi terbaru. Ada juga modul Pengelolaan Lahan Rawa, yang berfokus pada teknik-teknik pengelolaan berkelanjutan untuk menjaga kelestarian lingkungan sambil meningkatkan hasil pertanian.
Program MBKM ini juga mencakup Kementan Leadership Program yang bertujuan untuk melatih mahasiswa agar mampu memimpin proyek-proyek pertanian berbasis inovasi, data, dan teknologi. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk menyusun dan memimpin pelaksanaan program yang nyata di lapangan, memperkuat kemampuan kepemimpinan mereka.
Lebih jauh lagi, melalui modul Teknologi Mekanisasi Pertanian, mahasiswa diperkenalkan dengan berbagai teknologi mekanisasi yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas lahan pertanian, dari pengolahan lahan hingga distribusi hasil pertanian.
Terakhir, modul Pemberdayaan Petani Berbasis Korporasi berfokus pada pemberdayaan petani melalui pendekatan korporasi. Dalam modul ini, mahasiswa belajar bagaimana membantu petani menjadi lebih mandiri dalam mengelola bisnis pertanian mereka dan mendapatkan akses yang lebih baik ke pasar serta modal, guna meningkatkan daya saing di sektor pertanian.
Plt. Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Inneke Kusumawaty, menyampaikan bahwa program MBKM memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk terlibat langsung dalam pengelolaan pertanian dari hulu hingga hilir.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait