Warga Gaza Kelaparan Sebabkan Kerusakan Sosial, Memicu Ketakutan Akan Eksodus ke Mesir

Laurensius Teddy Saputro
Anak laki-laki memegang kontainer saat mereka berbaris, yang meninggalkan rumah mereka karena serangan Israel, berlindung di tenda kamp dekat perbatasan dengan Mesir. Foto: Reuters

Perbatasan dengan Mesir dijaga ketat, namun militan Hamas membuat lubang di tembok tersebut pada tahun 2008 untuk mematahkan blokade ketat. Warga Gaza menyeberang untuk membeli makanan dan barang-barang lainnya namun segera kembali, tanpa ada yang mengungsi secara permanen.

Mesir telah lama memperingatkan bahwa pihaknya tidak akan mengizinkan warga Gaza masuk ke wilayahnya kali ini karena khawatir mereka tidak akan bisa kembali.

Yordania, yang menampung sebagian besar warga Palestina setelah berdirinya Israel pada tahun 1948, menuduh Israel pada hari Minggu berusaha "mengosongkan Gaza dari rakyatnya”.

Juru bicara pemerintah Israel Eylon Levy menyebut tuduhan itu “keterlaluan dan salah,” dan mengatakan bahwa negaranya membela diri “dari monster yang melakukan pembantaian 7 Oktober” dan membawa mereka ke pengadilan.

Orang-orang bersenjata Hamas pada 7 Oktober menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang, menurut penghitungan Israel. Sekitar 100 sandera dibebaskan selama gencatan senjata, beberapa diantaranya masih memiliki kerabat yang ditinggalkan.

Sementara itu, Sejak 7 Oktober, setidaknya 18.205 warga Palestina telah tewas di Gaza dan 49.645 lainnya luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Jumlah korban jiwa tidak lagi mencakup wilayah utara Gaza dan banyak orang di sana dan di tempat lain masih terjebak di bawah reruntuhan.

Editor : M Mahfud

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network