“Kursi roda ini sama dengan kursi roda manual, tetapi dilengkapi oleh teknologi asistif. Terdapat pedal yang bisa menggerakkan kursi roda dan ada headrest dan footrest yang adjustable serta stopper pada dudukannya,’’ ujar Dwi, seperti dikutip Senin (14/8/2023).
Realisasi inovasi prototipe beta kursi roda ini tidak lepas dari kontribusi dan dukungan berbagai pihak, di antaranya Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC), Asosiasi Jendela Penyandang Cerebral Palsy, dan Komite Disabilitas Nasional yang memiliki peran besar dalam proses diskusi awal.
Melalui diskusi ini, kata Dwi, timnya bisa mendapatkan jawaban akan kebutuhan para penyandang disabilitas sehingga produk yang dihasilkan bisa bernilai guna tinggi dan tepat guna.
Pengembangan inovasi juga mendapatkan dukungan pendanaan dari program Matching Fund Kedaireka. Program Matching Fund-Kedaireka sebagai program unggulan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, riset, dan Teknologi memberikan dana pandaan kepada insan perguruan tinggi yang berkolaborasi dengan mitra industri melalui platform Kedaireka.
Dengan berkolaborasi dengan PT Mega Andalan Kalasan (PT MAK) sebagai mitra, Dwi dan timnya berhasil mendapatkan pendanaan Matching Fund 2022 di bidang kemandirian kesehatan. Dwi mengaku kerja sama dengan PT MAK ini dilakukan semenjak ide awal pengembangan produk.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait