SERANG, iNewsDepok.id - Sebagai salah satu rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Ke-50, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Dewan Pimpinan Nasional HKTI bersama menggaungkan semangat "Daulat Pangan, Daulat Petani" nasional dalam kegiatan Tanifest di Alun-alun Kota Serang, Banten, Jawa Barat, Sabtu (15/7/2023).
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa krisis pangan global menjadi tantangan untuk pembangunan pertanian yang berdaulat di Indonesia.
"Kita perlu mengantisipasi dan adaptasi untuk memperkuat produktivitas dan produksi dalam negeri guna menjamin kecukupan pangan masyarakat," ucap Syahrul Yasin Limpo, Sabtu (15/7/2023).
Ia juga memaparkan sejumlah faktor yang kemungkinan jadi penyebab terjadinya krisis pangan di kemudian hari.
Termasuk perlambatan signifikan pada negara ekonomi utama, misalnya di China dan Amerika Serikat.
Beberapa waktu lalu, Covid-19 yang menyebar luas di tahun 2020.
Perubahan iklim dan iklim ekstrem hingga kerentanan sistem keuangan di negara berkembang.
Untuk itu, kata dia, perlu langkah strategis guna mencapai kedaulatan pangan dan pertanian nasional, melalui peningkatan hasil produksi beras dan panen padi di Tanah Air.
Seperti yang dijelaskan Kepala Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDM), Dedi Nursyamsi dalam kesempatan tersebut. Kementan telah mencanangkan lima strategi pembangunan pertanian dalam mendukung kedaulatan dan ketahanan pangan.
Sebelumnya Dedi yang hadir mewakili Menteri Pertanian mengucapkan selamat atas HUT HKTI Ke-50.
"Saya mewakili Mentan mengucapkan selamat atas HUT Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Ke-50 ini, semoga kedaulatan pangan bisa kita capai bersama, bersinergi bersama untuk pangan Indonesia yang semakin berkualitas," ucap Dedi saat membuka orasi ilmiah di HUT HKTI Ke-50, Banten, Sabtu (15/7/2023).
Ia berharap, ke depannya kedaulatan pangan nasional dapat tercapai sebagaimana yang telah dimuat dalam Agenda Pembangunan Nasional 2020-2024, dalam strategi berikut.
Pertama ialah peningkatan kapasitas produksi yang mencakup pengembangan lahan rawa hingga pencegahan alih fungsi lahan.
"Kedua adalah diversifikasi pangan lokal serta pemanfaatan lahan pekarangan," ujar Dedi dalam sesi serupa.
Strategi berikutnya adalah penguatan cadangan dan sistem logistik pangan. Termasuk penguatan cadangan beras di provinsi, kota dan kabupaten.
Kemudian mengembangkan pertanian secara modern melalui metode smart farming dan pemanfaatan screen house untuk meningkatkan produksi komoditas holtikultura. Misal cabai dan bawang yang bernilai ekonomi tinggi, di luar masa tanam.
"Tahun 2024 target produksi utama kita ada padi, cabai, kopi, kelapa, bawang merah, jagung, bawang putih, kakao, daging sapi, tebu, daging ayam, dan kedelai," papar Dedi.
Adapun upaya kelima yakni dengan Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) melalui kerja sama dan investasi dengan pemerintah daerah serta pemangku kepentingan terkait.
Kata Dedi, Kementan juga akan menambah ragam komoditas ekspor dalam bentuk olahan hasil pertanian hingga menambah mitra dagang luar negeri.
"Sebab penguatan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas adalah prioritas nomor satu dalam agenda pembangunan nasional 2020-2024," pungkas dia.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait