Di Wina Austria, BNPT RI Jelaskan Cara Indonesia Melindungi Anak dari Kekerasan dan Terorisme

Mada Mahfud
Deputi III Bidang Kerjasama Luar Negeri BNPT RI Andhika Chrisnayudhanto menegaskan komitmen Indonesia dalam perlindungan anak dari kekerasan dan terorisme saat pertemuan Commission on Crime Prevention and Criminal Justice (CCPCJ) di Wina Austria. Foto: d

WINA, iNewsDepok.idBNPT RI menegaskan komitmen Pemerintah Republik Indonesia dalam penanganan dan perlindungan anak dari tindakan kekerasan, termasuk anak-anak yang terasosiasi dengan kelompok ekstrimis dan teroris. 

Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri BNPT RI Andhika Chrisnayudhanto menyatakan hal tersebut dalam kegiatan Side Event 32nd Commission on Crime Prevention and Criminal Justice (CCPCJ)  di Wina Austria pada Selasa (23/5).

Pertemuan CCPJ bertema“Accelerating Uptake of Evidence-Based Approaches for Preventing and Responding to Violence Against Children”.

"Komitmen Pemerintah Indonesia dalam penanganan dan perlindungan anak dari tindakan kekerasan, termasuk anak-anak yang terasosiasi dengan kelompok ekstrimis dan teroris, sebagaimana diamanatkan oleh kerangka hukum nasional, standar dan norma internasional, sekaligus sebagai upaya mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan," kata Andhika.

Andhika menjelaskan komitmen tersebut ditandai dengan upaya Indonesia dalam menekankan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan (whole of government and whole of society approach), serta kemajuan dalam hukum dan kebijakan, salah satunya melalui RAN PE.

"RAN PE sebagai kebijakan komplementer yang mengedepankan pentingnya penanganan anak yang terkait dengan kelompok ekstremis berbasis kekerasan dan teroris," jelas Andhika.

Deputi III BNPT RI ini menambahkan Pemerintah Indonesia telah bekerjasama dengan UNODC (United Nations Office On Drugs and Crime) melalui STRIVE Juvenile Program secara bertahap namun transformatif. 

Hal tersebut telah mempercepat implementasi pendekatan berbasis bukti dalam pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh kelompok teroris. 

Kerjasama tersebut mengidentifikasi dan menganalisis motivasi, jalur masuk dan keluar anak-anak dari kelompok teroris, serta metode yang digunakan kelompok-kelompok tersebut untuk mengeksploitasi anak-anak. 

"Hal ini penting bagi pemangku kepentingan sebagai referensi mengembangkan kebijakan berbasis bukti yang lebih efektif yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan spesifik anak-anak dalam aspek pencegahan, rehabilitasi, dan reintegrasi," papar Andhika.

Editor : Mahfud

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network