JAKARTA, iNewsDepok.id – Pemilu kerap meningkatkan tensi politik yang seringkali memicu polarisasi sosial di masyarakat. Guna mencegah permusuhan sosial terulang, BNPT RI mengajak Partai Politik untuk gencar memperkuat wawasan kebangsaan konsitutennya.
Hal tersebut mengemuka saat Dialog Kebangsaan KPU, BNPT, Bawaslu dan Partai Politik di Jakarta, Senin (13/3/2023).
Dialog bertema "Merajut Persatuan dan Kesatuan, Mencegah Polarisasi Sosial dan Politik Identitas yang Dapat Mengarah pada Aksi Terorisme dalam Pemilu 2024" .
Turut hadir halam kesempatan tersebut Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, Mendagri Jenderal Polisi (Purn) Tito Karnavian, dan Kepala BNPT RI Komjen Pol Boy Rafli Amar.
Perwakilan partai juga hadir seperti dari Golkar, PKB, PDIP, NasDem, Partai Buruh, Gelora, Hanura, PKS, PKN, PAN, Demokrat, Perindo, PSI, PPP dan Partai Lokal dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yaitu Partai Generasi Atjeh Beusaboh Thaat dan Taqwa, Partai Darul Aceh, Partai Aceh, Partai Adil Sejahtera Aceh, dan Partai Soliditas Independen Rakyat Aceh.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap Pemilu 2024 dapat berjalan dengan jujur, aman, damai dan berkuliatas.
"Jaga pemilu 2024 berjalan kondusif sehingga terpilih pemimpin bangsa terbaik yang akan mengabdikan waktu tenaga dan pikirannya demi rakyat Indonesia," kata Wapres.
Kepala BNPT RI Komjen Pol Boy Rafli Amar menyatakan agar Pemilu tak menimbulkan permusuhan sosial, perlunya semua pihak menggencarkan sosialisasi wawasan kebangsaan. Dengan cara demikian semua orang bisa menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Boy menyatakan wawasan kebangsaan sangat penting sehingga selalu tercipta persatuan dan kesatuan. Maka Boy memgajak partai ikut gencar mensosialisasikan wawasan kebangsaan pada konsituennya.
”Sebagai pendidikan politik perlu diperkuat pemahaman bahwa meskipun berbeda pilihan, semangat persatuan kesatuan adalah di atas semuanya. Ayo kita jaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia," ajak Boy Rafli.
BNPT RI sendiri, tegas Boy, tak kenal lelah mengajak semua pihak untuk mensosialisasikan wawasan kebangsaan.
Menurut Boy langkah memperkuat wawasan kebangsaan perlu terus dilakukan karena adanya kelompok tertentu yang ingin Indonesia terpecah belah. Narasi-narasi politik identitas yang bisa memunculkan permusuhan sosial terus berseliweran di media sosial.
”Marak penyebaran narasi permusuhan, narasi kebencian yang dapat memicu sikap intoleransi, radikalisme dan terorisme,” kata Boy Rafli.
Sementara itu Mendagri Jenderal (Purn) Tito Karnavian berharap seluruh elemen bangsa terutama lembaga negara seperti BNPT RI dapat mengisi ruang publik dengan narasi-narasi 4 Konsensus Kebangsaan yaitu Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945.
"BNPT, BPIP, TNI dan Polri serta semua pihak-pihak untuk memperkuat narasi-narasi moderat, landasan negara dan semangat persatuan dalam perbedaan. Narasi kita harus kuat dibanding narasi pemecah-belah bangsa," kata Tito Karnavian.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait