Melawan Sensor Kremlin, Situs Berita Meduza Bertekad Tetap Beroperasi

Benedict J. C. Pietersz
Situs berita Meduza secara resmi diblokir oleh pemerintah Rusia karena mengutuk Operasi Militer Khusus dan mengkritik presiden Vladimir Putin. Foto: meduza.io

JAKARTA, iNewsDepok.id - Situs berita Meduza mengumumkan pihaknya tidak akan berhenti meski Kremlin telah menetapkan proyek tersebut sebagai organisasi yang tidak diinginkan pada Kamis (26/1/2023) malam. 

Edisi lokal dan internasional yang berbahasa Inggris disebut akan terus melaporkan peristiwa yang terjadi di dalam dan sekitar Rusia melalui situs web, podcast, media sosial, serta buletin harian dan mingguan. 

"Kami akan menemukan cara untuk beroperasi dalam kondisi baru ini. Kami akan terus melaporkan peristiwa kepada pembaca kami, jutaan di antaranya masih berada di Rusia. Kami tidak akan tunduk pada sensor internet Rusia," tulis situs tersebut. 

Meski tidak takut pada ancaman pidana, pihak Meduza mengkhawatirkan keselamatan para staf, tim jurnalis, penyumbang dana, narasumber, dan siapapun yang membagikan konten mereka di dalam Rusia. 

"Tapi kami percaya dengan apa yang kami lakukan. Kami percaya pada kebebasan berbicara. Dan kami percaya pada Rusia yang demokratis. Semakin besar tekanan terhadap kami dan nilai-nilai kami, semakin keras kami akan melawan," tambah mereka.

Berdasarkan pantauan tim iNews Depok, TAdviser telah mencatat kerugian dana yang dialami oleh situs berita Meduza sejak awal pendiriannya di tahun 2014.

Di tahun tersebut, Meduza kehilangan 159,6 ribu Euro (2,5 miliar Rupiah). Setahun kemudian, kerugian meningkat tajam hingga mencapai 1,1 juta Euro (17,9 miliar Rupiah). 

Penetapan Meduza sebagai agen asing pada April 2021 kemudian menyebabkan kerugian pendapatan iklan sebesar 80%. Pendiri Medusa, Galina Timchenko, menyebut peristiwa April sebagai salah satu krisis paling serius bagi media yang digagasnya. 

Serangkaian kerugian dana tersebut menyebabkan Meduza kian bergantung pada donasi dari pembaca dan pendukung untuk mendanai para stafnya. 

Program crowdfunding yang diterapkan oleh Meduza untuk audiens Eropa berhasil mengisi kembali pemasukan, namun nilainya tidak mencapai setengah dari sumbangan rutin yang sebelumnya diterima dari pembaca berbahasa Rusia. 

Pemberangusan oleh pemerintahan Vladimir Putin setelah pecahnya konflik di Ukraina pada Maret 2022 membuat Meduza terus kehilangan audiensnya.

Pada September hingga November tahun lalu, situs berita tersebut kehilangan 23% pengunjung. Angka tersebut diperkirakan meningkat pasca sensor terbaru oleh Roskomnadzor.

Editor : M Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network