Apa Itu Bom Bunuh Diri? Berikut Karakteristik dan Cara Menghadapinya

Benedict J. C. Pietersz
Bom bunuh diri memiliki variasi yang membuatnya terkadang sulit dideteksi. Bentuknya kini tidak hanya terbatas pada bom yang dipasang di tubuh pelaku. Foto: Ils

JAKARTA, iNewsDepok.id - Begitu mendengar kata ‘bom’, kita mungkin akan langsung membayangkan alat peledak yang biasa digunakan oleh pasukan militer, mulai dari yang paling sederhana seperti granat hingga yang paling berbahaya seperti bom Hidrogen. Namun, insiden dugaan bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung baru-baru ini kembali mengingatkan kita bahwa tidak semua bom berasal dari pihak militer.

Lantas apa yang dimaksud dengan bom bunuh diri dan bagaimana cara negara menghadapinya? Berikut rangkumannya.

1. Bom Bunuh Diri adalah Bagian dari Alat Peledak Improvisasi

Aksi bom bunuh diri merupakan tindakan di mana seseorang memasang alat peledak pada tubuhnya sendiri dan mengaktifkannya untuk menimbulkan kerusakan sebesar mungkin di wilayah target. Bom bunuh diri sangat mengejutkan karena sifatnya yang tidak pandang bulu.

Bom yang digunakan oleh pelaku serangan bunuh diri biasanya dipasang pada rompi atau diletakkan dalam tas, namun pelaku dapat menciptakan variasi bom yang lebih beragam untuk meminimalisasi atau mencegah timbulnya kecurigaan. Di Indonesia sendiri, terdapat setidaknya enam jenis bom yang pernah meledak, yaitu bom panci, bom koper, bom buku, bom tas pinggang, bom TNT, dan “Mother of Satan” yang dapat membuat tubuh korban hancur lebur.

Kemampuan inilah yang membuat bom bunuh diri dikategorikan sebagai Improvised Explosive Device (IED) atau Alat Peledak Improvisasi. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan bahwa serangan dengan Alat Peledak yang Improvisasi (IED) telah membunuh ribuan orang setiap tahun, menimbulkan luka fisik yang parah, merusak infrastruktur kritis, dan menyebarkan ketakutan serta gangguan di komunitas yang terkena dampak. Produksi IED sendiri terjadi di luar kendali pemerintah.

2. Bom Bunuh Diri Dapat Dirancang untuk Berkamuflase

Menurut jurnal yang diterbitkan oleh Serikat Kebebasan Sipil Amerika (ACLU) pada tahun 2015, Alat Peledak Improvisasi (IED) sering dimasukkan ke dalam objek yang tampak tidak berbahaya untuk menyamarkan tujuan mereka yang sebenarnya. Jenis wadah yang digunakan hanya dibatasi oleh imajinasi pelaku, namun kontainer biasanya memiliki selubung logam berat untuk meningkatkan fragmentasi.

Selain itu, jurnal ini juga menjelaskan sejumlah karakteristik atau indikator utama yang melekat pada Alat Peledak Improvisasi (IED), di antaranya:

a. Terdapat kabel atau sumbu yang menonjol keluar dari suatu benda yang biasanya tidak memiliki sambungan semacam itu.

b. Timbul bau, suara, atau zat tidak biasa dari suatu objek.

c. Objek terasa ringan atau berat untuk ukurannya.

d. Objek diletakkan tidak pada tempatnya.

3. Motivasi di Balik Aksi Bom Bunuh Diri

Pelaku bom bunuh diri biasanya memiliki motivasi atau alasan tertentu. Melansir dari Britannica, hampir semua bom bunuh diri terkait dengan penyebab atau keluhan politis. Penggunaan strategi bom bunuh diri juga dapat dikaitkan dengan munculnya kekerasan teroris yang diilhami oleh agama militan. Akan tetapi, agama bukanlah satu-satunya motivasi untuk melakukan serangan bom bunuh diri.

Tujuan atau motivasi individu dapat berkisar secara luas, seperti balas dendam, kemarahan terhadap kekuatan pendudukan, tanggapan atas beberapa insiden tertentu, hingga pemaksaan atau pengancaman. Kelompok militan dapat menggunakan bom bunuh diri tidak hanya untuk alasan praktis, tetapi juga untuk tujuan strategis yang lebih luas.

4. Menghadapi Serangan Bom Bunuh Diri

Terlepas dari kesulitannya, negara yang menghadapi serangan bunuh diri harus mengambil tindakan pencegahan. PBB menggarisbawahi kapasitas pemerintah untuk menyatukan beberapa rangkaian kebijakan secara efektif sebagai tindakan nasional yang komprehensif. Dari pertambangan komersial, pengembangan dalam kota, ekstremisme kekerasan, dan manajemen persediaan militer, hingga keamanan pertanian dan penerbangan. Pendekatan seluruh pemerintah sangat penting untuk membuat kemajuan dalam menghadapi ancaman IED.

Sementara menurut Britannica, langkah-langkah yang dapat diambil pemerintah negara bersangkutan untuk menghadapi serangan bom bunuh diri dapat bersifat aktif atau ofensif, mulai dari penegakan hukum (termasuk profil populasi dan kelompok usia tertentu) hingga misi kontrateroris terhadap jaringan atau organisasi yang diduga terlibat dalam aksi bunuh diri. Tindakan lain yang dapat diambil bisa bersifat pasif atau defensif, berkisar dari pos pemeriksaan jalan raya dan penyaringan penumpang maskapai hingga tindakan hukum terhadap perjalanan atau bahkan pembangunan tembok dan pagar untuk mengontrol pergerakan.

Terlepas dari pilihan yang diambil, tindakan tersebut harus diimbangi dengan beratnya ancaman agar tidak mengikis nilai-nilai komunitas atau masyarakat yang dikepung. Dengan demikian, tindakan pencegahan diharapkan tidak menimbulkan kerusakan yang lebih besar daripada serangan bom bunuh diri itu sendiri.

Masyarakat pun dapat mencegah terjadinya serangan bom bunuh diri dengan melaporkan temuan barang atau tindakan mencurigakan ke pihak berwenang.

Editor : M Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network