Walaupun secara kasat mata terlihat asing, pertemuan Christa dengan keluarganya di Wonogiri tersebut, terasa begitu dekat.
"Mereka sangat baik dan ramah, benar-benar menganggap ku sebagai keluarga. Begitu juga lingkungan tetangganya, sangat ramah," ujar Christa.
Bahkan mereka juga tidak mempermasalahkan latar belakang Christa yang berbeda, dari mana dirinya berasal. Pertemuan haru itu menjadi titik balik Christa mengingat jalan pulang.
Dari pertemuan itu, Christa banyak belajar sejarah masa lalu. Betapa kelamnya penjajahan di era kolonial Belanda, yang mengakibatkan pertalian saudara terputus.
Christa mengaku bersedih, penderitaan yang tak pernah hilang ditelan waktu. Kembali ke tanah Jawa adalah hal yang tak mampu dilakukan para buyutnya saat itu.
Ia juga merasakan pedihnya keluarga di Jawa harus dipisahkan oleh jarak, hingga sebagian keluarganya dikirim ke Suriname.
Mereka tak pernah benar-benar pamit. Ketika dibawa oleh penjajah Belanda, mereka tak tahu akan ke mana dan tak tahu bahwa mereka tak akan pernah kembali, hingga mereka harus tinggal di Suriname.
Setelah pertemuan tahun 2019, Christa belum sempat mengunjungi keluarganya lagi di Wonogiri, lantaran pandemi Covid-19 yang cukup panjang. Hingga akhirnya tahun 2022 kali ini, Christa akan kembali 'pulang' ke tanah leluhurnya.
Untuk mengenang leluhurnya, Christa juga menambahkan 'Wongsodikromo' di akhir namanya. Dan ia tambah senang, ketika pemerintah Belanda merestui nama barunya di tanggal 15 September tahun ini, bertepatan dengan tanggal kakek buyutnya tiba di Suriname.
"Secara legal aku bisa menggunakan nama Wongsodikromo, nama dari generasi pertama kakek buyutku pada tanggal 15 September, bertepatan dengan kakek buyutku tiba di Suriname," kata Christa.
Pencarian keluarganya yang hilang bagi Christa memberi pelajaran dalam yang begitu berarti.
Disinggung untuk pindah kewarganegaraan Indonesia, Christa menginginkannya. Namun ia masih menimbang banyak hal untuk itu.
"Yang pasti saya tak bisa terpisahkan dengan Indonesia. Untuk hal itu, saya harus banyak belajar banyak untuk mengambil langkah pindah kewarganegaraan," ujar wanita yang menggemari masakan Padang.
Christa mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang membantunya dan keluarganya di Wonogiri. Bahkan dalam unggahan di akun Facebook-nya, ia sempat mengutarakannya dengan Bahasa Jawa.
"Matur nuwun, aku bakal bali menyang tanah leluhur (Terimakasih, aku akan pulang ke tanah leluhur)," tulis Christa. (TAMAT)
Kisah sebelumnya baca di SINI
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait