Christa juga memanfaatkan jaringannya di bidang sejarah kolonial Suriname-Belanda-Indonesia. Ia juga aktif mencari daftar dan asal orang-orang Jawa yang dikirim ke Suriname di era penjajahan Belanda.
Pada tahun 2015, Christa datang ke Indonesia pertama kali hanya bermodalkan dokumen berupa foto kakek buyutnya. Layaknya penyidik kepolisian, ia selalu menggali informasi dan bukti tentang jejak keluarganya yang hilang.
Setibanya di Indonesia, ia mendatangi banyak museum tentang sejarah bangsa. Tidak cukup puas, Christa juga meminta bantuan ke beberapa mahasiswa Suriname yang ada di Indonesia.
"Inilah perjalanan yang selalu terngiang selama ini dan karena itulah ini menjadi perjalanan pertama kami untuk kembali. Saat itu aku masih tak percaya, tetapi jika kesempatan datang, kami tak akan ragu. Sekaranglah waktunya," ujar Christa.
Namun malang bagi Christa, kedatangan pertamanya ke Indonesia saat itu belum bisa menjawab di mana keluarganya yang hilang berada. Hingga memaksanya untuk kembali pulang ke Belanda.
Christa tetap menggali informasi di negeri kincir air. Hingga pada tahun 2019, berkat kesabaran dalam pencarian dan penantian, apa yang diusahakannya membuahkan hasil.
Christa (baju hitam) bersama keluarga di Wonogiri, Jateng. (Ist)
Editor : Mahfud