JAKARTA, iNewsDepok.id - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut ledakan truk di jembatan besar Kerch, yang menghubungkan Semenanjung Krimea ke Rusia, sebagai "tindakan terorisme" oleh rezim Kiev.
Dalam pertemuan dengan kepala Komite Investigasi Rusia, Alexander Bastrykin, Putin juga menyebut pasukan intelijen Ukraina berniat menghancurkan bagian penting infrastruktur sipil Rusia.
"Tidak diragukan lagi, ini adalah tindakan terorisme yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil penting Rusia," ujarnya.
Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak, membantah tuduhan Putin dengan menulis, "hanya ada satu negara teroris di sini" dan "seluruh dunia tahu siapa itu." Dia juga menambahkan, "Apakah Putin menuduh Ukraina melakukan terorisme? Kelihatannya terlalu sinis bahkan untuk Rusia."
Rusia telah menggunakan jembatan Kerch untuk memindahkan kebutuhan Operasi Militer Khusus seperti peralatan militer, amunisi, dan personel ke Ukraina selatan.
Rekaman video kamera pengawas di jembatan Kerch menunjukkan detik-detik api menyulut tujuh tangki bahan bakar pada kereta dan melahap sejumlah kendaraan di sekitar lokasi. Ledakan ini turut meruntuhkan dua jalur mobil dan struktur rel kereta.
Melalui unggahan Twitter-nya pada Sabtu (8/10/2022), Timothy Snyder, sejarawan Yale Rusia dan Ukraina, mengomentari insiden ledakan di jembatan Kerch.
An explosion on the Kerch Bridge, which connected the Russian mainland to Crimea, cripples Russian logistics and dissolves the major symbol of Putin’s power.
Sebuah ledakan di Jembatan Kerch, yang menghubungkan daratan Rusia dengan Krimea, melumpuhkan logistik Rusia dan membubarkan simbol utama kekuasaan Putin.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait