get app
inews
Aa Text
Read Next : 7 Tanda Tubuh Kekurangan Kalium yang Perlu Diwaspadai

Perempuan Lebih Rentan Terkena Osteoporosis, Berikut Cara Penanganannya

Jum'at, 10 Juni 2022 | 17:22 WIB
header img
Ilustrasi osteoporosis. Foto: Healtline

JAKARTA, iNewsDepok.id - Perempuan lebih rentan mengalami osteoporosis atau pengeroposan tulang dibandingkan laki-laki. Mengapa demikian?

Menurut dr. Kiki Novito, Sp.OT, dokter spesialis ortopedi dan traumatologi RS Medistra, penyebabnya adalah pengaruh hormonal saat seorang perempuan mengalami menopause atau berakhirnya siklus menstruasi yang biasanya terjadi saat memasuki usia 45 tahun hingga 55 tahun.

"Osteoporosis itu pada wanita bisa terjadi lebih cepat, karena adanya perubahan hormonal saat menopause," ujar dr. Kiki dalam sebuah webinar kesehatan, Jumat (10/6/2022).

Osteoporosis merupakan suatu kondisi tulang yang melemah, rapuh, dan berisiko tinggi untuk patah. Biasanya, patah tulang karena osteoporosis paling sering terjadi pada tulang belakang, pergelangan tangan, pangkal lengan, dan panggul.

Sebenarnya, tulang manusia mengalami remodeling atau pergantian tulang yang sudah tua menjadi tulang yang baru. Proses yang terjadi seumur hidup itu, jelas dr. Kiki, sangat dipengaruhi oleh hormon seks yakni estrogen pada perempuan dan testosteron pada laki-laki.

"Pada wanita, proses remodeling tulang itu sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen. Sedangkan kalau pria kan hormon seksnya bertahan lebih lama, bisa sampai umur di atas 65 atau 70, sehingga pada wanita, osteoporosis itu lebih cepat (menyerang)," ujarnya.

Namun, dr. Kiki juga mengingatkan bahwa hormon seks bukan satu-satunya yang dapat mempengaruhi seseorang untuk mengalami osteoporosis.

Menurut dr. Kiki, osteoporosis juga dapat dipengaruhi oleh gaya hidup tidak sehat seperti kurang bergerak, memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol, dan kurang mengonsumsi kalsium dan Vitamin D. Faktor lainnya yang tak bisa dihindari yaitu pengaruh genetik.

Lebih lanjut, menurut dr. Kiki, ada beberapa terapi osteoporosis yang dapat dilakukan. Di antaranya, latihan beban untuk memicu kerja sel yang berfungsi membentuk tulang sehingga dapat mencegah tulang menjadi lemah.

"Belum ataupun sudah didiagnosa osteoporosis, mesti lakukan latihan beban. Jadi enggak boleh hanya cukup berenang saja atau main sepeda statis saja, tapi harus ada unsur jalan, ada unsur main beban," ujar dr. Kiki.

Terapi lainnya, mengonsumsi bifosfonat atau kelompok obat yang dapat mengobati penyakit osteoporosis. Obat-obatan ini berfungsi menambah massa tulang. Namun, saran dr. Kiki, seseorang yang ingin mengonsumsi bifosfonat, maka harus melakukan kontrol rutin dengan dokter.

“Karena kalau kebanyakan bifosfonat, tulang itu bisa lebih fragile, sehingga dia bisa patah sendiri,” jelas dr. Kiki.

Terapi osteoporosis lainnya adalah hormonal replacement therapy (HRT) yang cukup baik untuk osteoporosis terutama untuk wanita yang baru mengalami menopause.

“Tapi tentunya juga harus dikonsultasikan dengan dokter, untuk mengetahui apakah ada risiko terjadi kanker," ujar dr. Kiki.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut