Setahun Prabowo-Gibran: Ekonomi Melejit dan Diplomasi Mendunia
Dari sisi ekonomi domestik, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas YARSI, Prof. Dr. Perdana Wahyu, mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12 persen. Angka ini dinilai "sangat luar biasa" di tengah ketidakpastian global.
Prestasi lain yang disorot adalah penurunan angka kemiskinan menjadi 8,47 persen per Maret 2025. “Ini diklaim sebagai angka pengangguran terendah sejak krisis 1998, pertarungan Indonesia melawan kemiskinan ini mencapai puncaknya,” ungkap Prof. Perdana. Capaian ini, termasuk kestabilan APBN, menunjukkan fondasi fiskal nasional yang kuat.
Fokus pada Swasembada Pangan dan Perempuan
Sementara itu, Ekonom Senior Drajad Wibowo menyoroti langkah nyata pemerintah dalam memperkuat sektor pertanian dan ekonomi kerakyatan.
“Program swasembada pangan di era Presiden Prabowo mempermudah akses petani terhadap pupuk bersubsidi setelah aturan-aturan yang berbelit disederhanakan agar penyalurannya lebih cepat dan tepat sasaran,” tutur Drajad.
Pemerintah juga memberikan perhatian besar pada pemberdayaan ekonomi perempuan, dengan mencatat 15 juta nasabah perempuan kini mendapatkan akses pembiayaan untuk mengembangkan usaha.
Drajad menambahkan, ekonomi kerakyatan terus tumbuh melalui program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis, program magang nasional, dan Koperasi Desa Merah Putih.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta