DEPOK, iNews.id – Sampah anorganik seperti plastik dan kertas menjadi duit, itu bukan hal aneh. Lalu bagaimana sampah organik seperti bekas makanan dan sayuran diubah jadi duit? Ini bisa dilakukan oleh maggot.
Maggot mirip-mirip larva tawon. Ia memiliki tiga fase hidup. Setelah jadi larva, magot bersayap sehingga bisa terbang seperti tawon ngengat. Fase berikutnya adalah telur yang nantinya menjadi larva maggot.
Jika larva tawon makanannya adalah madu, maggot mengonsumsi bahan-bahan organik seperti bekas makanan manusia.
Larva maggot sangat rakus. Makanannya adalah bahan organik yang bersih. Maka sisa-sisa makanan manusia yang belum membusuk menjadi favoritnya.
“Karena rakus inilah, maggot bisa menyelesaikan persoalan sampah organik di Indonesia,” kata Mulyanto, seorang praktisi maggot dari Jatiasih, Kota Bekasi dalam perbincangan dengan iNews.
Mulyanto bukan profil sembarangan. Ia adalah lulusan Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Ia juga memiliki jaringan ritel produk farmasi, Arges Farma.
Maggot seperti halnya larva tawon, kondisinya bersih dan laku dijual untuk pakan burung, pakan ayam, dan pakan ikan.
“Maggot ini bersih karena makanannya sisa-sisa makanan manusia. Jadi jangankan untuk pakan burung, di makan manusia juga tidak apa,” ungkap Mulyanto.
Mulyanto tidak sembarang omong. Ia mengunyah maggot yang sudah disangrai seperti layaknya mengonsumsi udang.
“Proteinnya 40 persen,” kata Mulyanto alumnus Fakultas Biologi Universitas Jenderal Sudirman Angkatan 1992.
Mulyanto sejak 2019 mendirikan peternakan maggot di belakang rumahnya di RW 12 Kelurahan Jatiasih, Kota Bekasi. Total ukuran kandang maggotnya 7x2 meter.
Peternakan maggot milik Mulyanto di Jatiasih, Kota Bekasi (Foto: M Mahfud/iNews.id)
Ia tidak sekadar beternak maggot untuk kepentingan bisnis, tetapi pada upaya menjaga kebersihan lingkungan.
Berkat peternakan maggot milik Mulyanto, sampah organik di RW 12 Kelurahan Jatiasih Kota Bekasi sudah tidak ada masalah. Semuanya diubah menjadi tubuh maggot.
“Sampah organik ini menyumbang 40 persen sampah rumah tangga. Dengan maggot, sampah organik dari RW 12 sudah bisa dikelola,” terang pria asal Purworejo Jawa Tengah ini.
Menurut Mulyanto, permasalahan sampah di Indonesia sekarang ini adalah sampah organik. Sedangkan sampah anorganik sudah bisa dikelola dengan didaur ulang atau dijadikan bahan lain yang bermanfaat.
“Sampah organik ini menimbulkan bau busuk dan aneka penyakit kalau tidak dikelola dengan baik. Nah maggot menjadi solusi tuntas untuk masalah sampah organik,” terang pria ramah ini.
Untuk RW 12 Kelurahan Jatiasih, Mulyanto bekerja sama dengan seluruh warga. Tiap hari warga menaruh sampah organik sisa makanan ke dalam ember khusus.
Tiap pagi pula, anak buah Mulyanto berkeliling RW, ke rumah-rumah penduduk mengambil ember tempat sampah organik untuk jadi makanan maggot di peternakannya.
Warga tiap hari menaruh sisa makanan (sampah organik) di ember ini dan nanti akan jadi pakan maggot di peternakan milik Mulyanto (Foto: M Mahfud/iNews.id)
Sisa makanan manusia ini harus diambil setiap hari. Dengan demikian makanan belum busuk. “Kalau makanan sudah membusuk, maggot kurang berselera. Ukuran tubuhnya jadi kecil-kecil. Jadi para prinsipnya makanan maggot itu bersih,” urai Mulyanto.
Mulyanto menyatakan cara mengatasi sampah organik rumah tangga dengan maggot adalah cara paling efektif mengatasi persoalan sampah di Indonesia. Dengan maggot, tiap rumah tangga sudah memilah sampah organik dan anorganik dari awal.
Pemilahan sejak awal ini berdampak baik bagi sampah anorganik. Sampah ini menjadi tidak kotor dan tidak bau sehingga memudahkan daur ulang.
“Dengan maggot pada akhirnya sampah rumah tangga akan jadi zero. Semuanya bisa dimanfaatkan dan tak lagi jadi perseoalan,” kata Mulyanto.
Peluang bisnis maggot
Mulyanto mengungkapkan peluang bisnis maggot terbuka lebar. Maggot bisa menjadi pakan ternak unggas dan ikan.
“Untuk pakan ternak ayam petelur sangat baik. Ayam dengan campuran pakan dari maggot, kandungan omeganya meningkat menjadi 9, bukan 3. Ini karena kandungan protein maggot sangat tinggi,” terang Mulyanto.
Mulyanto mengungkapkan selama ini, produk maggot miliknya terserap semuanya oleh pasar.
“Tidak ada masalah sama sekali dengan pasar maggot, banyak yang membutuhkan. Dari sisi ekonomi menguntungkan,” jelas pengusaha jaringan ritel farmasi ini.
Editor : M Mahfud