Kepala Badan Gizi Nasional, Dr. Ir. Dadan Hindayana, menekankan pentingnya program MBG (Makan Bergizi Gratis) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, dalam mencegah bencana demografi di masa depan. "Indonesia diproyeksikan mengalami bonus demografi pada 2045, namun jika tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas gizi masyarakat, maka akan menjadi bencana demografi," ujarnya.
Para ahli sepakat bahwa stunting merupakan masalah kompleks yang tidak hanya disebabkan oleh kekurangan gizi, tetapi juga faktor infeksi dan stimulasi psikososial. Dr. Widjaja Lukito, PhD, SpGK (K), salah satu pakar IRN, menjelaskan bahwa infeksi penyakit seperti tuberkulosis dan anemia dapat memperparah kondisi stunting.
Ia menambahkan, kekurangan gizi pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan perubahan struktur otak yang permanen. Namun, beliau juga memberikan harapan bahwa dengan perbaikan gizi, fungsi kognitif anak masih dapat ditingkatkan, meskipun usia mereka sudah melewati masa emas tumbuh kembang.
Ki-ka: Kepala Badan Gizi Nasional, Dr. Ir. Dadan Hindayana dan Franky Welirang. Foto: Novi
Potensi Pangan Lokal dan Peran Swasta
Simposium ini juga menyoroti potensi pangan lokal dalam mendukung program MBG. Para peserta sepakat bahwa pemanfaatan bahan pangan lokal tidak hanya dapat meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi petani.
Indofood, sebagai salah satu perusahaan pangan terbesar di Indonesia, memiliki peran penting dalam mendukung program MBG. Perusahaan ini telah berkomitmen untuk menyediakan produk-produk pangan yang bergizi dan terjangkau bagi masyarakat.
Program IRN dan Simposium Pangan Nasional merupakan langkah nyata Indofood dalam berkontribusi pada upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia. Melalui kolaborasi antara pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat, diharapkan masalah stunting dan kekurangan gizi dapat segera diatasi.
Editor : Mahfud