JAKARTA, iNewsDepok.id - Mirae Asset Sekuritas melihat pasar saham Indonesia di pertengahan tahun 2024 ini masih lesu. IHSG terkoreksi 7% dan investor asing keluar Rp 10 triliun.
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis kondisi pasar saham di pertengahan tahun 2024 akan terbantu oleh kinerja keuangan emiten seiring dengan musim pengumuman laporan keuangan emiten periode Juni sebulan ke depan.
Namun, Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset pada acara Media Day: June by Mirae Asset Sekuritas Kamis, 20 Juni 2024 di Jakarta, optimistis pasar akan membaik. Dia merekomendasikan 10 saham pilihan untuk dibeli, yaitu BBCA, BRIS, BSDE, ELSA, INDF, KLBF, MDKA, MEDC, TBIG, dan UNVR. Alasannya, emiten-emiten ini akan segera merilis laporan keuangannya.
Nafan juga yakin bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih kuat dan stabilitas politik terjaga. Hal ini akan mendorong kinerja pasar keuangan dan pasar saham Indonesia.
Nafan juga mengatakan, hingga mendekati penghujung semester I/2024, kinerja pasar saham masih belum bergairah, dilihat dari posisi IHSG yang masih terkoreksi sekitar 7% dan keluarnya investor asing dari pasar saham (net foreign sell) di pasar reguler dan negosiasi senilai Rp 10 triliun sejak awal tahun (di pasar reguler investor asing sudah nett sell Rp 20 triliun).
Meskipun demikian, nilai transaksi di pasar saham yang sudah mencapai Rp 1.200 triliun hingga Kamis siang 20 Juni 2024, sudah di atas pencapaian semester I tahun lalu sebesar Rp 1.180 triliun.
Memasuki triwulan kedua 2024, lanjutnya, perekonomian global masih diliputi oleh ketidakpastian kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). Ketidakpastian ini bisa berdampak kepada likuiditas serta suku bunga perbankan.
Nafan menyatakan bahwa bermodalkan makroekonomi yang kuat serta stabilitas politik yang terjaga meskipun tahun ini adalah tahun pemilu, dia meyakini setelah kondisi global lebih kondusif maka pasar saham dan pasar keuangan Indonesia akan membaik juga.
Dia menilai prospek pasar ke depan masih sulit untuk diprediksi, dapat diprediksi BI akan menahan BI rate pada level 6,25% karena jika suku bunga dinaikkan maka dampaknya kurang kondusif terhadap ekonomi dalam negeri.
“Namun, kami meyakini dengan makroekonomi yang kuat serta stabilitas politik yang lebih kondusif dibandingkan negara lain maka kinerja pasar keuangan dan pasar saham Indonesia akan tetap kuat,” ujar Nafan.
Editor : Mahfud