get app
inews
Aa Text
Read Next : Sentuhan Nyata AXA, Mengubah Hidup Masyarakat Desa Kedung Dalem Melalui AFI Berbagi

Pengelolaan Sampah Sebagai Sumber Energi Murah untuk UMKM di Depok

Minggu, 20 Februari 2022 | 08:51 WIB
header img
Tim peneliti Universitas Pertamina (UP) dan Dinas Lingkungan HIdup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok mengolah sampah menjadi bahan bakar yang dapat digunakan oleh UMKM di Kota Depok. Foto: Dok. Humas UP

DEPOK, iNews.id - Tim peneliti Universitas Pertamina (UP) dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok mengolah sampah menjadi bahan bakar yang dapat digunakan oleh UMKM di Kota Depok.

Pengolahan sampah tersebut dilakukan melalui teknologi Refused-Derived Fuel (RDF).

BACA JUGA:

Sampah dari Depok Dibuang ke TPPAS Lulut Nambo Awal Maret

RDF merupakan teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran yang lebih kecil. Hasilnya sebagai sumber energi terbarukan dalam proses pembakaran, sebagai pengganti batu bara.

I Wayan Koko, Dosen Teknik Lingkungan Universitas Pertamina,  mengatakan tim UP bersama DLHK Kota Depok berhasil memproduksi pelet RDF murah yang dapat dimanfaatkan UMKM makanan dan minuman.

Berdasarkan data BPS pada tahun 2019 terdapat 3,9 juta UMKM di Tanah Air yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Dari data tersebut, Jawa Barat menduduki posisi teratas dengan jumlah UMKM makanan dan minuman mencapai 791.435 UMKM.

UMKM produsen tahu Depok telah memanfaatkan pelet RDF hasil penelitian Universitas Pertamina dan DLHK Kota Depok sebagai sumber energi murah.

Harga pelet RDF hanya Rp. 300 per kg, dibanding harga batu bara yang mencapai Rp. 700 per kg.

"Dengan menggunakan teknologi rotary dryer, kami memanfaatkan berbagai sampah yang ada, mulai dari sisa makanan, sampah plastik, sampah kertas, dan sampah kebun, untuk dijadikan pelet RDF. Namun dari berbagai jenis sampah yang ada, kami menemukan bahwa sampah kertas dan perkebunan seperti kayu dan ranting, masih menjadi limbah terbaik untuk pembuatan pelet RDF," jelas Koko.

Pemilihan jenis sampah tersebut, lanjut Koko, disebabkan sampah kertas belum termanfaatkan secara optimal. Serta memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampah taman, karena dibuat dari serat kayu sehingga memberikan bahan bakar dengan kualitas kepadatan yang baik.

Kertas memiliki nilai kalor 3024 kkal/kg yang dapat digunakan sebagai pelet RDF. Lebih lanjut, kandungan limbah kertas dan sisa tumbuhan pada pelet RDF akan meningkatkan kekuatan struktur pelet, membuatnya lebih awet dan ramah lingkungan.

Seperti metode RDF lainnya, sampah yang dihasilkan dikumpulkan di tempat pengelolaan sampah terpadu kemudian dipilah berdasarkan karakteristik, nilai kadar air dan nilai kalor yang terkandung dalam sampah. Selanjutnya dilakukan pengeringan dan pencacahan.

Dari berbagai jenis sampah yang ada, sampah makanan memiliki kadar air yang paling tinggi, sehingga dibutuhkan pengeringan dan pengolahan lebih lanjut sebelum masuk ke tahap peletisasi.

Saat ini, Koko bersama dengan peneliti tengah mengembangkan RDF pelet dari limbah makanan dan juga feses. Bagi pelajar SMA/sederajat yang tertarik pada isu energi ramah lingkungan yang akan menjadi energi masa depan, dapat menjadikan Prodi Teknik Lingkungan Universitas pertamina sebagai pilihan.

Sebagai informasi, saat ini kampus besutan PT Pertamina (Persero) tersebut kembali membuka pendaftaran Seleksi Nilai Rapor untuk Tahun Akademik 2022/2023. Pendaftaran telah dibuka hingga 28 Februari 2022 mendatang.

Seleksi ini merupakan seleksi tanpa tes, yang dapat diikuti oleh siswa SMA/sederajat. Informasi lengkap terkait program studi serta syarat dan ketentuan pendaftaran dapat diakses di laman https://universitaspertamina.ac.id/pendaftaran

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut