get app
inews
Aa Text
Read Next : Berbagai Potensi Wisata Desa Batu Ampar Mulai dari Alam, Budaya Hingga Kuliner

Dikunjungi Banyak Grup Pecinta Burung Dunia, Desa Wisata Soinrat Simpan Berbagai Burung Khas Endemik

Rabu, 20 Desember 2023 | 19:36 WIB
header img
Direktur Tata Kelola Destinasi, Indra Ni Tua dan rombongan didampingi Dewan Juri, tiba di Dermaga/Pantai Desa Wisata Soinrat dan disambut Bupati Muhammad Taher, Dinas serta Forkompimda. Foto: Kemenparekraf RI

MALUKU, iNewsDepok.id - Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023, salah satu program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) digelar untuk ketiga kalinya.

Dalam rangkaian ADWI 2023 kali ini, Kemenparekraf mengunjungi salah satu Desa Wisata terpilih yaitu Desa Wisata Soinrat, Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku.

Direktur Tata Kelola Destinasi, Indra Ni Tua dan rombongan didampingi Dewan Juri, tiba di Dermaga/Pantai Desa Wisata Soinrat dan disambut Bupati Muhammad Taher, Dinas serta Forkompimda. 

Indra kemudian menjalani prosesi adat seperti:

a. Disambut tari daerah: Tarian Saryat dan Orkestra Tradisional

b. Ritual rinin (diperciki dengan air kelapa, doa adat, dan angkat sirih pinang) serta pengalungan kalung Selamat Datang

c. Menuju rumah adat diiringi Tarian Yerik di kiri kanan jalan

d. Ritual pengangkatan Indra menjadi Anak Adat Ohoi Soinrat oleh pemuka adat sebagai “Baran Vutel Ohoi Soinrat” di rumah adat, lengkap dengan pemakaian baju adat spesial untuk Indra.

Setelah melalui rangkaian prosesi adat, Indra naik tangga menuju ruang presentasi. Indra mendengarkan presentasi Desa Wisata Soinrat dari Kepala Ohoi Soinrat, Sosi dan Phina (Ketua Pokdarwis).

Setelah selesai, Indra keluar ruang presentasi menuju stand pameran UMKM Ekraf dengan diiringi tarian unik, Tari Ular oleh 50 lebih penari tradisional.

Indra dan rombongan melihat langsung pameran produksi khas UMKM Ekraf Soinrat.

Desa Wisata Soinrat merupakan salah satu dari 192 desa di Kabupaten Maluku Tenggara yang terletak di Kecamatan Kei Besar.

Desa Soinrat disebut juga dengan nama “Ohoi Soinrat“ yang sangat dikenal dengan potensi wisatanya. Inilah yang membuat Ohoi Soinrat ditetapkan menjadi salah satu Desa Wisata di Maluku Tenggara.

Selain potensi wisatanya, akses menuju Ohoi Soinrat juga sangat mudah. Dapat ditempuh melalui jalur udara dari Jakarta Bandara CGK menuju Bandara Pattimura, Ambon selama 3 jam 40 menit. Dilanjutkan kembali dengan pesawat menuju Bandara Langgur sekitar 1 jam 10 menit. Dari pusat Kota Langgur pengunjung bisa mengambil transportasi laut dari pelabuhan Watdek menuju pelabuhan Elat dengan waktu tempuh 1 jam perjalanan. 

Dari Elat, sudah banyak tersedia transportasi umum seperti ojek dan mobil angkutan menuju Ohoi Soinrat. Jaraknya 6 km dari Elat atau 10 menit perjalanan. Sehingga total waktu perjalanan dari Ibukota Jakarta kurang lebih 6 jam 10 menit.

Desa Wisata Soinrat berbatasan dengan beberapa desa, sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bombay dan Wermaf, sebelah Selatan dengan Desa Ngurdu, dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Fako. Ohoi Soinrat sendiri masuk dalam kawasan adat Hoar Ngutru.

Penduduk Desa Wisata Soinrat berjumlah 440 jiwa yang terbagi dalam 195 KK dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 211 jiwa dan perempuan sebanyak 245 jiwa. Rata-rata penduduk Desa Wisata Soinrat bekerja sebagai petani dan nelayan. Ada pula PNS dan pensiunan.

Penduduk Desa Wisata Soinrat menggunakan bahasa Indonesia, lebih tepatnya Melayu Ambon sebagai bahasa percakapan sehari-hari dan juga menggunakan bahasa Kei atau bahasa tradisional Suku Kei dan rata-rata memeluk agama Kristen Katolik.

Dikenal dengan potensi wisatanya, Ohoi Soinrat ditetapkan menjadi salah satu Desa Wisata di Maluku Tenggara. Dan menjadi satu-satunya Desa Wisata di Maluku Tenggara yang terpilih masuk dalam 75 Desa Wisata Terbaik ADWI 2023.

Soinrat memiliki bentang alam yang lengkap, dari bahari, perbukitan, air terjun, aneka ragam burung khas bahkan langka hingga kampung adat yang kental seni budayanya. Tidak hanya itu, hutan desa wisata Soinrat juga menyimpan berbagai burung endemik khas Kepulauan Kei.

Bird Watching

Wisata minat khusus ini dapat ditemukan di Desa Wisata Soinrat. Area hutan yang masih asri menjadi rumah bagi berbagai jenis burung endemik, sehingga menjadi incaran bagi banyak group pecinta burung dunia seperti: Likes Tours, Bird Tour Asia, Bird Guest, Wings Tour, Banking Tour, dan Indecon Tour.

Selain burung-burung endemik juga dapat dijumpai flora dan fauna seperti insect atau serangga yang masuk dalam catatan naturalis Alfred Wallace. Menariknya, ada juga beberapa bird watcher peringkat 10 dunia yang datang berkunjung ke Desa Wisata Soinrat.

Beberapa jenis burung yang sering dicari di Desa Wisata Soinrat yaitu Great Kei White Eye, Kai Island Coucal, Kai Islands Pygmy Parrot, Kei Monarch, dan masih banyak lagi.

Air Terjun Ai Moun Ni Ohoi

Terletak di sebelah Timur Desa Wisata Soinrat. Ketinggian air terjun ini mencapai 15 meter. Berada pada area hutan, untuk mencapai air terjun ini ada beberapa jalur yang bisa ditempuh. 

Debit air di air terjun ini tergantung curah hujan dan akan menjadi sangat deras pada saat musim penghujan dan akan kering pada musim kemarau. 

Jalur pertama adalah "Dalam Kampung" dimana perjalanan dimulai dari area dalam kampung menelusuri sungai dengan waktu tempuh 30 menit. Selain itu ada juga jalur kedua "Wulur Ohoimas" dan Jalur ketiga "Jembatan Satu". 

Banyak spot foto menarik di sepanjang jalan menuju air terjun, banyak juga dijumpai air terjun kecil dengan pemandangan alam yang masih asri dengan hutan bambu dan pepohonan yang tinggi.

Pulau Karodi

Pulau kecil yang berlokasi tepat di depan Ohoi Soinrat ini dapat ditempuh hanya 5 menit dengan speedboat kecil. Pulau ini memiliki pantai berbatu, sabana, dan taman laut yang indah. 

Pulau Karodi telah mengalami abrasi selama bertahun-tahun sehingga bisa dijumpai dinding bebatuan cadas yang tersusun rapi di bagian belakang Pulau Karodi. 

Di Pulau Karodi sudah dibangun beberapa fasilitas berupa toilet dan ruang ganti, kantin, 4 gasebo atau dikenal dengan "Sar" oleh masyarakat lokal, dan beberapa set tempat duduk di seputaran area pantai. Di sekitar Pulau Karodi juga terdapat spot snorkeling.

Konde Merah

Konde Merah berada di area perbukitan yang menawarkan pemandangan keindahan laut serta pulau-pulau kecil seperti Pulau Kelapa, Pulau Ivat, dan Pulau Karodi.

Berfoto menjadi kegiatan wajib jika berkunjung kesini. Lokasinya yang berada pada area ketinggian menjadikan Konde Merah salah satu spot terbaik menikmati indahnya matahari tenggelam di Ohoi Soinrat. Kedepannya, di area ini akan dibangun Cafe dan usaha pariwisata milik Desa Wisata Soinrat.

Danau Tahaiko

Danau Tahaiko terletak di Hutan Desa Wisata Soinrat dan dapat ditempuh berjalan kaki selama kurang lebih 20 menit. 

Danau Tahaiko merupakan mata air dari sungai yang melewati Desa Wisata Soinrat serta Air Terjun Ai Moun Ni Ohoi. Danau ini ditumbuhi banyak pepohonan sagu di sekitarnya. 

Berdasarkan cerita rakyat, danau ini merupakan kampung tua yang bernama Ohoifamas.

Festival Weer Warat

Weer Warat atau Tarik Tali adalah metode penangkapan ikan tradisional yang telah membudaya dalam kehidupan masyarakat Kei. Tradisi ini biasanya dilakukan pada saat Mei Kei/Met Ev di bulan Oktober sampai November. 

Pasang surut air laut menjadi point pertimbangan. Dengan memanfaatkan bentangan janur kuning yang dililitkan pada barang rotan sebagai tali, masyarakat akan bersama-sama menarik tali tersebut dari laut.

Penggunaan janur kuning bertujuan untuk menarik perhatian dan memudahkan proses menghalau ikan.

Tradisi Yail Vat Morlean

Yail Vat Morlean ialah tradisi pengenalan perempuan dari luar Desa Soinrat yang menikah dengan pria dari Ohoi Soinrat. Tradisi ini dilakukan dengan mengarak perempuan tersebut mengelilingi desa dengan tujuan memperkenalkan calon anggota baru ke desa dan leluhur serta mengenalkan desa kepada anggota baru.

Temar Rubil (Tari Panah)

Tarian Panah atau tarian Temar Rubil yang dalam bahasa Kei berarti busur anak panah. Tarian ini ditarikan oleh laki-laki dengan menggunakan tombak, busur serta anak panah. Diiringi alat musik tradisional berupa tiva, seruling, dan gong. Tarian ini ditarikan untuk mengenang perjuangan nenek moyang Kei pada zaman perang.

Edukasi Pembuatan Embal

Embal adalah makanan pokok masyarakat di Kepulauan Kei. Embal merupakan bahasa Kei untuk tanaman ubi kayu atau singkong. Dibuat dengan proses penggilingan dan ditindih batu sehingga memisahkan sari dari ampasnya. Sarinya yang mengandung racun dibuang sedangkan ampasnya diolah menjadi berbagai macam makanan seperti embal bubuhuk, embal bunga, dan masih banyak lagi.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut