"Jadi ya pasti ada yang membekingi. Sekarang terserah Presiden mau bagaimana, panggil saja semuanya rapat kabinet terbatas tetapkan, lalu buat Keppres-nya," ujar Agus.
Sementara, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, dalam keterangannya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta selepas rapat kabinet terbatas mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam arahan rapat pertama adalah untuk penyelesaian masalah Rempang harus dilakukan secara baik, secara betul-betul kekeluargaan.
"Dan tetap mengedepankan hak-hak dan kepentingan masyarakat di sekitar di mana lokasi itu diadakan," ujar Bahlil.
Diakui Bahlil, pihaknya juga telah berkunjung langsung ke Pulau Rempang beberapa hari lalu untuk bertemu dengan masyarakat di sana. Berdasarkan hasil kunjungannya tersebut, pihaknya menemukan solusi yakni dengan melakukan pergeseran rumah warga ke area yang masih berada di Pulau Rempang, bukan relokasi atau penggusuran.
"Tadinya kita mau relokasi dari Rempang ke Galang, tapi sekarang hanya dari Rempang ke kampung yang masih ada di Rempang," kata dia.
Menurut Bahlil, warga terdampak akan dipindahkan ke Tanjung Banun dan sudah ada 300 kepala keluarga (KK) dari total 900 KK yang bersedia dipindahkan. Masyarakat juga akan diberikan penghargaan berupa tanah seluas 500 meter persegi berikut dengan sertifikat hak miliknya, serta dibangunkan rumah dengan tipe 45.
"Apabila ada rumah yang lebih dari tipe 45 dengan harga Rp120 juta, apabila ada yang lebih, nanti dinilai oleh KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik) nilainya berapa, itu yang akan diberikan," ucap Bahlil.
Dalam rapat tersebut, Menteri Investasi juga melaporkan bahwa dari 17 ribu hektar area Pulau Rempang, hanya sekitar 8 ribu hektar lahan saja yang akan dikelola terlebih dahulu.
"Oleh karena itu, kami laporkan bahwa dari 17 ribu hektar areal Pulau Rempang, yang akan dikelola terlebih dahulu hanya 7 ribu (hektar) lebih hingga 8 ribu (hektar), selebihnya masih hutan lindung. Dan kami fokus pada 2.300 hektar tahap awal untuk pembangunan industri yang sudah kami canangkan tersebut untuk membangun ekosistem pabrik kaca dan solar panel," ujarnya.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani