Bagi Sugito, hidup bukanlah senda gurau. Di tengah keterbatasan fisik, yakni tak tangan kanan dan kaki kanannya tak sempurna karena disabilitas yang ia miliki. Namun ia tetap berjuang mencari nafkah halal tanpa harus menadahkan tangannya untuk mengemis dan meminta-minta.
"Banyak yang kadang hanya kasih uang ke saya karena kasihan. Tetapi saya ya enggak mau mengemis, lha wong saya di sini jualan. Kalau ada yang memberi uang ya saya kasih sapu dagangan saya," kata Sugito.
Sapu lidi yang dijual tergolong cukup bagus. Sugito mengaku, ia membeli sapu dari pengrajin seharga Rp8 ribu, lalu ia jual seharga Rp10 ribu.
Dalam sehari rata-rata, Sugito mampu menjual lima hingga 15 sapu lidinya.
"Pernah cuma laku satu, ya menahan lapar kalau jualan sepi. Ya kadang bawa pulang Rp150 ribu jika dagangan laku," ujar Sugito.
Kisah Sugito menjadi tamparan keras bagi para kaum muda yang masih bermalas-malasan dan hanya mengemis. Di usianya yang jauh dari kata muda, namun mental semangat bekerja tanpa mengemis masih sangat tinggi.
Kakek Sugito dengan dagangan sapu lidinya. Foto: iNews Depok/Tama
Editor : M Mahfud