Ibu 2 Anak Gantung Diri di Kamar, Hasil Pemeriksaan Tidak Ada Tanda kekerasan

DEPOK, iNews.id –  Ibu dua anak berinisial LD (35) nekat menghabisi nyawanya dengan cara gantung diri di kamar tidur di rumahnya.

Ketika ditinggal pergi bekerja oleh suaminya, LD tiba-tiba nekat gantung diri. Kedua anak korban yang masih berusia 10 dan 4 tahun sempat melihat kalau ibunya mengikatkan tali ke leher.

Baca Juga

Resmi Dipangkas, Kini Jawa Tengah Menjadi Provinsi di Jawa yang Tidak Memiliki Bandara Internasional

Anak korban yang masih kecil tidak tahu harus berbuat apa, sehingga langsung berlari ke rumah saudaranya untuk meminta bantuan. Namun ketika sampai di rumah LD ditemukan sudah tidak bernyawa.

BACA JUGA:

Hilang Dua Hari, Sosok Disabilitas ini Tewas Mengenaskan di Kali Ciliwung Depok

Baca Juga

Teguh Onoh Caleg Perindo Dapil BCL Usung Perubahan untuk Pacu Kemajuan Kota Depok

LD gantung diri ketika suaminya sedang pergi bekerja. "Keterangan suami korban, pada pukul 08.00 WIB berangkat bekerja rutin sebagai kuli bangunan. Saat itu korban masih membuatkan kopi. Pada saat ditinggal bekerja, korban berada di rumah bersama dua orang anaknya," ujar Kasubbag Humas Polres Metro Depok Kompol Supriyadi, Senin (17/1/2022).

"Pada pukul 11.27 WIB, anak korban tiba di rumah saksi (kerabat korban). Dia menjelaskan bahwa ibunya (korban) lehernya diikat kayak mau bunuh diri," tukasnya.

Sayangnya nyawa LD tidak tertolong ketika suaminya pulang ke rumah. Suami korban sudah menemukan istrinya tergantung.

Baca Juga

Hari Ibu Rumah Tangga: Jadi Ibu Rumah Tangga Sama Sekali Tidak Mudah

"Suami korban langsung menuju ke rumah dan menemukan korban dalam keadaan tergantung dan sudah dalam keadaan tidak bernyawa di kusen pintu kamar," ungkapnya.

Informasi dari pihak keluarga menyebutkan, korban tidak ada masalah dengan suami dan lingkungan tempat tinggal. Selama ini korban memang menderita sakit asma dan asam lambung. Korban mengkonsumsi obat secara berkala setiap hari. "Hasil pemeriksaan identifikasi Polres Depok tidak ditemukan adanya kekerasan," tutupnya.

Editor : Ikawati