DEPOK, iNewsDepok.id – Pro kontra hasil duel antara Vasiliy Lomachenko versus Devin Haney masih terus bergulir di jagat maya.
Itu terkait dengan keputusan 3 juri yang memenangkan Devin Haney secara mutlak pada duel perebutan gelar Raja Tinju Kelas Ringan, Minggu, 21 Mei 2023.
3 juri tersebut adalah Tim Cheatam memberi angka 115-113, Dave Moretti 116-112, dan David Sutherland 115-113. Semua untuk kemenangan Devin Haney.
Sebagian penggemar tinju dunia tak terima karena dalam siaran streaming terdapat Max’s Scorecard yang memberi kemenangan untuk Vasiliy Lomachenko 115-113.
Pendukung Vasiliy Lomachenko beralasan bahwa pukulan Lomachenko lebih banyak sehingga harusnya menjadi pihak pemenang.
“Perampokan di dunia tinju, saya muak dengan ini semua,” kata seorang pendukung Lomachenko dalam unggahannya di media sosial.
Sementara pendukung Devin Haney menyatakan pukulan petinjunya jauh lebih berbobot dengan volume pukulan yang juga banyak sehingga juri memberikan kemenangan.
Pendukung Devin Haney lalu memposting foto-foto kedua petinju di media sosial.
“Muka Loma bonyok, Haney masih mulus,” balas pendukung Devin Haney.
“Pukulan Lomachenko tidak keras dan tidak berefek, makanya tidak banyak dihitung,” tambahnya.
”Pukulan Loma cuma toal-toel doang,” tulis satu lagi pendukung Haney.
Terkait bobot pukulan, netizen penggemar tinju lainnya menulis bahwa Loma masih terpengaruh gaya amatir. Sementara Devin Haney memang sejak muda sudah tampil di ring tinju profesional.
Berdasarkan penelurusan Tim iNews Depok, Devin Haney terjun ke ring professional pada umur 17 tahun.
Sedangkan Lomachenko baru terjun ke ring pro pada usia 25 tahun. Loma lebih banyak menghabiskan waktu di amatir.
Di ring tinju amatir, Loma menjadi legenda dengan hanya 1 kali kalah dari 396 duel.
Namun di ring tinju profesional, Lomachenko sudah kalah 3 kali dari 20 kali duel. Rupanya gaya amatir Lomachenko tak sepenuhnya cocok diterapkan di ring tinju profesional.
Editor : M Mahfud