Selama lima tahun menjadi pengurus komunitas manusia batu Pakde lah yang membuat para seniman jalanan mulai meniru aksi-aksinya. Itulah awal mula adanya manusia silver di penjuru kota.
Edukasi juga sebagai tujuan Pakde Yusuf sebagai seniman manusia batu. Edukasi disini Pakde menjelaskan kepada manusia silver di pinggir jalan atau street artist bagaimana cara menjadi beda dan mempunyai konsep maupun ciri khas tersendiri bagi mereka. Pakde juga mengungkapkan jangan hanya dengan meniru melainkan dengan cara memodifikasikannya sebaik mungkin dan seinovatif mungkin.
Bagi Pakde manusia silver yang tersebar di Indonesia hanyalah meniru dan tidak mempunyai ciri khas tersendiri. Jika para street artist itu mempunyai karakter dan nilai lebih, maka para penonton akan merasa puas dengan performa mereka.
Dalam contoh kasus yang diceritakan oleh Pakde Yusuf yaitu dalam acara suatu instansi negara mengundang para street artist dengan harga murah yang dikarenakan saat tampil tidak terkonsep dan apa adanya. Berbeda dengan Pakde yang sudah profesional dibidangnya. Maka dari itu Pakde melakukan edukasi dan sosialisasi kepada para street artist melalui pendekatan pendekatan dengan komunitasnya supaya memiliki nilai seni yang tinggi dan tidak dipandang sebagai pengamen jalanan biasa.
Perjalanan karir sebagai seniman manusia batu terbilang sangat menguntungkan. Pakde Yusuf yang saat ini sudah mempunyai rate card dengan tarif 750 ribu per jamnya, tergantung dengan tema acara apa yang akan dibawakan. Penghasilan yang paling drastis adalah saat Pakde diundang untuk menunjukkan kebolehannya di suatu rumah produksi.
"Dengan hanya 10 menit tampil Pakde mendapatkan uang sebesar Rp1.750.000, kenapa bisa sebanyak itu? Ya karena mereka menghargai dan mengapresiasi karakter yang dibutuhkan," ucap Yusuf.
Editor : M Mahfud