get app
inews
Aa Text
Read Next : Indonesia Masuk Jajaran Negara Dengan Konsumsi Alkohol Terendah di Dunia

Tak Lekang Dalam Genggaman Waktu, Ini Pencinta Telepon Genggam Jadul di Jakarta

Senin, 20 Februari 2023 | 17:47 WIB
header img
Para pencinta hp jadul. Foto: Istimewa

JAKARTA, iNewsDepok.id - Meski gempuran teknologi telepon seluler (ponsel) pintar mendominasi pangsa pasar, ternyata masih ada para pencinta ponsel jadul yang masih bertahan. Bahkan, mereka masih mengoleksi dan merawat dengan apik ponsel-ponsel yang masih berlayar monokrom.

Salah satunya komunitas Hajaka, atau komunitas 'Hp Jadul Jakarta'. Tentu dari namanya kalian pasti bisa menerka, jika anggota dari komunitas ini gemar mengoleksi ponsel jadul.

Salah satu pendirinya adalah Sudarto, yang gemar mengoleksi bahkan menjual ponsel dengan layar monokrom tersebut.

Sejarah terbentuknya komunitas ini berawal dari pasar kaget yang menjual barang-barang bekas, termasuk ponsel jadul yang berada di Jembatan Hitam Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Karena memang terkenal sebagai pusat dagang barang bekas, tempat itu dimanfaatkan juga oleh para pencinta ponsel jadul untuk berkumpul, tentu kangen dan menjadi ajang pamer koleksi.

"Awalnya ya di Jembatan Item Jatinegara. Para pemburu ponsel jadul memanfaatkan area itu untuk berkumpul dan bertransaksi," kata Sudarto yang akrab dipanggil Masato, kepada iNews Depok, Senin (20/2/2023).

Minat Masato ini tak lepas dari kecintaannya terhadap barang-barang klasik atau vintage.

"Sejak 2010 saya sudah mengikuti forum koleksi barang antik," imbuhnya.

Terbentuknya komunitas ini pun secara spontan lantaran Masato saat itu sengaja mengikuti pertemuan kopi darat (kopdar) para pencinta ponsel jadul di Bogor. Mengingat peminat yang cukup banyak, Masato berinisiatif membuat komunitas Hajaka bersama teman-temannya.

"Sekitar tahun 2015 awal terbentuknya komunitas ini, berawal dari kopdar lalu saya berpikir untuk membuat komunitas Hajaka dan saya salah satu pendirinya," kata Masato.

Akhirnya pada pertengahan tahun 2015, komunitas ini resmi terbentuk dengan jumlah anggota yang sudah mencapai ratusan. Mereka biasa menjalin komunikasi di media sosial Facebook.


Kopdar para pencinta ponsel jadul. Foto: Istimewa 

​​​​Minat masyarakat terhadap ponsel jadul ternyata cukup besar. Masato mengaku, selalu ada saja orang yang mencari, bahkan mengoleksi ponsel tersebut. Untuk wilayah Jakarta, Masato mengaku para peminat ponsel jadul sering mendatangi Jembatan Hitam, untuk melihat-lihat. Tidak jarang, jika mereka menemukan barang yang diinginkannya, mereka tak segan merogoh kocek demi mendapatkan barang kecintaannya.

"Selain di Facebook, para pemburu ponsel jadul ya datang sendiri ke Jembatan Hitam, Jatinegara. Kita biasa menggelar lapak mulai dari pagi hingga siang," ujar Masato, yang tinggal di wilayah Cipinang.

Hajaka sendiri saja sudah ada lebih dari 100 anggota yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Setiap daerah pun ada semacam ketuanya.

Hingga akhirnya, Masato juga membentuk komunitas baru yang berkaitan dengan ponsel jadul yaitu 'Batavia Djadoel Community', yang juga fokus di pencinta koleksi yang sama.

Tidak semua pencinta ponsel jadul  hanya menjadi kolektor. Masato menyebut, agar ponsel jadul tidak punah dimakan zaman, maka sesama anggota pun saling melakukan transaksi jual beli.

"Ya untuk melestarikan ponsel jadul kita pun harus jual beli, baik di Facebook atau kopdar. Saat kopdar pun memang menjadi ajang bagi para anggota untuk menunjukkan koleksinya masing-masing. Istilahnya kita ya gelar lapak juga lah," kata Masato.

Jual beli secara daring, khususnya di media sosial Facebook memang cukup riskan dari bahaya penipuan. Untuk mengantisipasi hal itu, Masato selalu melakukan filter dengan cara memberikan referensi pengguna atau pemilik ponsel yang terpercaya.

"Kita biasanya, memastikan ponsel jadul yang ditawarkan di Facebook dengan cara referensi pengguna jadi bisa dipercaya. Untuk mencegah penipuan, kita memanfaatkan rekber (rekening bersama)," kata Masato.

Bicara koleksi, para pencinta ponsel jadul memiliki segmen tersendiri untuk barang buruannya. Menurut Masato, beragam ponsel jadul ditawarkan dengan harga bervariasi, mulai dari merek, jenis, kondisi kelengkapan dan langka atau tidaknya unit tersebut.

Bahkan, Masato menuturkan, untuk ponsel jadul yang paling diincar oleh para kolektor adalah ponsel yang dijual terbatas, atau bisa dibilang model purwarupa atau prototype dari berbagai merek.

Kopdar komunitas pencinta hp jadul. Foto: istimewa 

"Yang paling diincar ya hp jenis prototype, mulai dari Nokia seri awal. Kalau kita lihat di nomer seri yang masih berawalan 00," kata Masato.

Salah satunya adalah ponsel merek Ericsson seri R190 Satelit yang dibanderol hingga Rp2 juta. Meski jadul berlayar monokrom, ponsel itu mahal lantaran karena unitnya langka dan model purwarupa.

"Waktu itu ada Ericsson R190 Satelit harganya dua jutaan rupiah. Unitnya prototype, makanya ada yang berani bayarin segitu," kata Masato.

Selama bergabung dengan komunitas pencinta hp jadul, ia sudah mengikuti sejumlah kopdar di beberapa kota di Indonesia.

"Kopdar dari awal di Kota Tua Jakarta sampai Serang, Batam, Jogjakarta, Kediri, Bandung, Majalengka, Bandung, Surabaya," ujarnya.

Rencananya, pada awal Juli nanti para pencinta ponsel jadul akan berkumpul dan bersilaturahmi di Sumedang, Jawa Barat.

"Iya tanggal 1-2 Juli 2023 kopdar di Sumedang, lokasi nanti dikabarin ini kopdar perdana grup hp jadoel Keypad Samping Nusantara," pungkas Masato.

Editor : Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut