Dari pengalaman tersebut Ipan belajar mengenai dunia perkopian dan pelayanan kepada pelanggan. Selain itu, dia juga mengumpulkan berbagai kebutuhan usahanya.
"Dari uang tersebut saya kumpulkan buat beli perlengkapan kopi. Jadi pas waktu jualan itu sudah ada," ucapnya.
Dalam menjalankan bisnisnya, selalu ada pasang surut. Ipan mengatakan pernah mengalami kondisi di mana tidak ada pembeli sama sekali. Oleh sebab itu, dia pernah mencari rezeki dengan mengamen di jalan.
Namun, dengan tekad yang kuat akan kepercayaannya kepada sang pencipta bahwa rejeki sudah ada yang mengatur, Ipan kembali bersemangat untuk membangkitkan usahanya tersebut.
"Tapi hampir bajaj ini bubar di tahun kedua, karena tidak ada yang beli, sehingga tidak punya uang. Setelah itu, saya ngamen dulu. Dari situ kemudian saya berpikir cari uang itu susah. Masa bajaj ini harus bubar? Kemudian saya bangkit lagi," tuturnya.
Ipan mengakui kondisi terpuruk yang dialami usaha karena ketidakmampuan dirinya dalam mengatur keuntungan dari hasil penjualannya.
"Dulu, ketika mendapatkan uang, ya pikiran saya buat main saja. Mangkanya hampir bubar, jadi tidak memikirkan kelanjutan dari bisnisnya. Oleh sebab itu, kita harus konsisten dalam berjualan dan jangan lupa berdoa," pungkasnya.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani