Namun, ketika pertama kali klakson telolet digunakan PO Efisiensi, awalnya menimbulkan protes yang datang dari penumpang dan pengguna jalan, khususnya pengendara motor.
Adapun protes yang dilayangkan karena bunyi klakson yang masuk ke dalam ruangan bus dan dirasa menggangu lantaran terdengar bising.
Sementara bagi para pengendara motor, letak klakson yang berada di bawah, membuat mereka kaget karena terdengar begitu keras.
Karena protes tersebut, PO Efisiensi memindahnya ke bagian atas bus. Alhasil suara klakson pun tidak lagi terdengar bising oleh para penumpang. Perubahan tersebut juga terasa tidak begitu mengagetkan bagi pengendara motor, karena letaknya di atas dan tidak langsung mengarah ke mereka.
Untuk jenis klakson telolet cukup beragam. Bahkan ada yang menggunakan corong hingga 6 buah. Tidak hanya itu, bunyi nada klaksonnya pun kian beragam, menyerupai tanda nada lagu.
Po Tividi anak perusahaan PO Efisiensi yang melayani trayek AKAP, Jogja - Jakarta. Foto: Tama/iNews Depok.
Editor : M Mahfud