DEPOK, iNewsDepok.id - Beberapa tahun lalu sempat viral fenomena "Om Telolet Om", teriakan masyarakat yang meminta bus membunyikan klakson telolet. Saking viralnya kata-kata "Om Telolet Om" sempat menjadi trending topic di lini masa media sosial bahkan mendunia.
Fenomena ini bahkan menarik perhatian musisi dunia, seperti DJ Snake, DJ Zedd, hingga Martin Garrix. Mereka menanyakan apa arti telolet.
Viralnya fenomena "Om Telolet Om" di 2016, tak terlepas dari penggunaan klakson telolet pada sejumlah bus. Namun, tidak banyak yang tahu siapa orang yang membawa klakson telolet itu ke Indonesia.
Klakson ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Perusahaan Otobus (PO) Efisiensi, yang bermarkas di Kebumen, Jawa Tengah, pada sekitar awal 2000-an, jauh sebelum fenomena "Om Telolet Om" viral.
"Dulu tahun 2001, saya pertama kali beli klakson (telolet) di sebuah pameran otomotif di Jerman, tepatnya di Kota Hannover," ujar Pemilik PO Efisiensi, Teuku Eri Rubiansyah, seperti dilansir MNC Portal Indonesia, Senin (2/1/2022).
Eri menjelaskan saat itu dirinya membeli satuan klakson telolet lantaran tidak mungkin membawanya dalam jumlah banyak. Tujuan Eri membeli klakson tersebut, karena dia ingin ada ciri khas pada armada busnya.
Beberapa tahun kemudian, saat Eri pergi ke Tanah Suci, Mekkah, di Jeddah dia menemukan klakson yang sama. Dari situlah dia tidak lagi membeli satuan, tapi dalam jumlah banyak. Kemudian, setiap umroh, tak lupa dia belanja klakson telolet dalam jumlah yang tidak sedikit.
Menurut alumni Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) tersebut, dengan bunyi klakson yang beda dari PO Bus lain, dia berharap masyarakat bisa mudah mengenali armada miliknya.
Upaya Eri pun terbukti, hingga bus Efesiensi menjadi salah satu bus yang paling banyak diminati di jalur Selatan Jawa Tengah-DIY.
Bahkan, perusahaan miliknya tersebut kini sudah melayani jalur antar kota antar provinsi (AKAP), yang melayani trayek Jogja - Kebumen - Jakarta -Tangerang - Bogor, melalui anak perusahaan PO Efisiensi, yaitu PO Tividi.
Kemudian, ciri khas armadanya yang menggunakan klakson telolet rupanya menarik perhatian rekannya dari PO bus lain. Eri akhirnya memberitahu tempat membeli klakson telolet.
Po Tividi Efisiensi. Foto: Tama/iNews Depok
Namun, ketika pertama kali klakson telolet digunakan PO Efisiensi, awalnya menimbulkan protes yang datang dari penumpang dan pengguna jalan, khususnya pengendara motor.
Adapun protes yang dilayangkan karena bunyi klakson yang masuk ke dalam ruangan bus dan dirasa menggangu lantaran terdengar bising.
Sementara bagi para pengendara motor, letak klakson yang berada di bawah, membuat mereka kaget karena terdengar begitu keras.
Karena protes tersebut, PO Efisiensi memindahnya ke bagian atas bus. Alhasil suara klakson pun tidak lagi terdengar bising oleh para penumpang. Perubahan tersebut juga terasa tidak begitu mengagetkan bagi pengendara motor, karena letaknya di atas dan tidak langsung mengarah ke mereka.
Untuk jenis klakson telolet cukup beragam. Bahkan ada yang menggunakan corong hingga 6 buah. Tidak hanya itu, bunyi nada klaksonnya pun kian beragam, menyerupai tanda nada lagu.
Po Tividi anak perusahaan PO Efisiensi yang melayani trayek AKAP, Jogja - Jakarta. Foto: Tama/iNews Depok.
Editor : M Mahfud