2. Bom Bunuh Diri Dapat Dirancang untuk Berkamuflase
Menurut jurnal yang diterbitkan oleh Serikat Kebebasan Sipil Amerika (ACLU) pada tahun 2015, Alat Peledak Improvisasi (IED) sering dimasukkan ke dalam objek yang tampak tidak berbahaya untuk menyamarkan tujuan mereka yang sebenarnya. Jenis wadah yang digunakan hanya dibatasi oleh imajinasi pelaku, namun kontainer biasanya memiliki selubung logam berat untuk meningkatkan fragmentasi.
Selain itu, jurnal ini juga menjelaskan sejumlah karakteristik atau indikator utama yang melekat pada Alat Peledak Improvisasi (IED), di antaranya:
a. Terdapat kabel atau sumbu yang menonjol keluar dari suatu benda yang biasanya tidak memiliki sambungan semacam itu.
b. Timbul bau, suara, atau zat tidak biasa dari suatu objek.
c. Objek terasa ringan atau berat untuk ukurannya.
d. Objek diletakkan tidak pada tempatnya.
3. Motivasi di Balik Aksi Bom Bunuh Diri
Pelaku bom bunuh diri biasanya memiliki motivasi atau alasan tertentu. Melansir dari Britannica, hampir semua bom bunuh diri terkait dengan penyebab atau keluhan politis. Penggunaan strategi bom bunuh diri juga dapat dikaitkan dengan munculnya kekerasan teroris yang diilhami oleh agama militan. Akan tetapi, agama bukanlah satu-satunya motivasi untuk melakukan serangan bom bunuh diri.
Tujuan atau motivasi individu dapat berkisar secara luas, seperti balas dendam, kemarahan terhadap kekuatan pendudukan, tanggapan atas beberapa insiden tertentu, hingga pemaksaan atau pengancaman. Kelompok militan dapat menggunakan bom bunuh diri tidak hanya untuk alasan praktis, tetapi juga untuk tujuan strategis yang lebih luas.
Editor : M Mahfud