SERANG, iNewsDepok.id - Wilayah pesisir selatan Banten berpotensi mengalami bencana tsunami dengan ketinggian hingga 30 meter. Mengenai hal tersebut diungkapkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Mengenai adanya potensi bencana tersebut, maka BMKG mengimbau masyarakat terutama di wilayah pesisir selatan Banten agar tidak panik, namun selalu mewaspadai potensi tersebut.
"Kami minta warga pesisir selatan Banten tetap waspada, namun tidak panik berlebihan," ucap Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang Tarjono, pada Jumat (4/11/2022).
Sebetulnya, kata Tarjono, pesisir selatan Banten berpotensi tsunami dan bukan hal yang baru, tetapi sudah lama berdasarkan hasil kajian keilmuan yang saat itu diungkap oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), BMKG dan instansi lain.
Mengenai potensi gelombang tsunami hingga 30 meter itu, jelas Tarjono, di laut selatan Jawa terdapat pertemuan lempengan Indo - Australia dan Eurasia. Kedua lempengan itu di laut selatan Banten kerap terjadi gempa tektonik di bawah magnitudo 5.
Tarjono mengimbau masyarakat pesisir selatan Kabupaten Lebak dan Pandeglang, Banten, agar selalu waspada potensi gelombang tsunami tersebut.
"Kami minta warga jika terjadi gempa dahsyat maka segera mengevakuasi mandiri ke tempat-tempat yang tinggi yang aman dan tidak menunggu sirine," ungkapnya.
Berdasarkan hasil kajian keilmuan potensi gelombang tsunami itu dengan gempa magnitudo di atas 7 dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer. Menurut Tarjono, masyarakat pesisir selatan Banten harus mengevakuasi secara mandiri jika terjadi gempa berkekuatan di atas magnitudo 7, karena berpotensi tsunami.
Untuk mengurangi risiko kebencanaan tsunami dan tidak menimbulkan banyak korban maupun kerusakan material, BMKG melaksanakan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat pesisir selatan Banten.
Tujuannya agar masyarakat pesisir dapat mengantisipasi ketika terjadi gempa dan tsunami dengan melakukan evakuasi secara mandiri ke tempat-tempat tinggi dan lokasi aman tanpa menunggu sirine.
Di samping itu, BMKG melakukan kegiatan "Goes to School" juga Sekolah Lapang Gempa (SLG) untuk memberikan pengetahuan kepada siswa dan masyarakat bagaimana penyelamatan diri sendiri jika terjadi gempa dan tsunami.
BMKG juga telah memasang tiga peralatan sirine di pesisir selatan Banten antara lain di Pantai Labuan, Pasauran dan Panimbang.
Di sisi lain, BMKG mengajak perusahaan swasta di selatan Banten agar memasang sirine secara mandiri. PLTU Labuan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Banten telah memasang sirine dan bisa terkoneksi pada masyarakat pesisir.
Tombol operator sirine itu dipegang BPBD Banten dan jika terjadi gempa dahsyat akan berbunyi hingga radius 5 kilometer.
"Kami berharap perusahaan swasta dapat melakukan pemasangan sirine di pesisir selatan Banten," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama memetakan jalur evakuasi di pesisir selatan untuk penyelamatan warga apabila terjadi gelombang tsunami.
BPBD Lebak memetakan jalur evakuasi di pesisir selatan meliputi enam kecamatan, yakni Kecamatan Wanasalam, Malingping, Cihara, Panggarangan, Bayah dan Cilograng.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani