get app
inews
Aa Text
Read Next : Di Depok, Sandiaga Uno Nobar Film Jejak 2 Ulama

Hari Santri Nasional, BNPT Ingatkan Musuh Berbahaya Saat Ini, Paham Intoleransi

Jum'at, 21 Oktober 2022 | 11:01 WIB
header img
Peringatan Hari Santri yang berlangsung di Kalimantan Barat dengan seminar bertema "Moderasi beragama: Deradikalisme Sebagai Anti Tesis Radikalisme dan Terorisme”. Foto: doc BNPT

PONTIANAK, iNews.id  –  Kepala BNPT RI, Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, MH, mengajak seluruh santri untuk melawan musuh berbahaya saat ini yaitupaham  intoleransi, radikalisme dan terorisme. Paham ini sangat berbahaya karena memunculkan kebencian antar anak bangsa.

Pernyataan Kepala BNPT tersebut disampaikaan saat memperingati Hari Santri Nasional di Hotel Golden Tulip Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (20/10).

Peringatan Hari Santri dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT RI) dan Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) Kalimantan Barat dengan menggelar seminar bertema "Moderasi beragama: Deradikalisme Sebagai Anti Tesis Radikalisme dan Terorisme”.

Seminar dihadiri Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji, SH, M.Hum, Panglima Kodam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Sulaiman Agusto, Kapolda Kalimantan Barat Irjen Pol Drs Suryanbodo Asmoro, MM, Ketua Umum DPP IPI KH KMT Abdul Muhaimin, Ketua DPW IPI Kalimantan Barat KH Zuhdi, SPd, Ketua Penasehat DPW IPI Kalimantan Barat Ust H Sukiryanto dan Ketua FKPT Kalimantan Barat Prof DR H Wajidi Sayadi, MAg, serta tokoh-tokoh lintas agama.

"Musuh kita hari ini berupa virus intoleransi radikal terorisme. Virus ini disebarkan agar anak bangsa kita untuk memusuhi bangsanya sendiri," kata Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar, MH.

Sebagai kelompok terdidik yang memahami ajaran agama secara benar, santri diharapkan terjun langsung melawan kelompok intoleran. Pasalnya kelompok intoleran banyak menyalahgunakan narasi agama untuk memusuhi kelompok lain.

Boy Rafli menegaskan tingginya peran santri di Indonesia sejak zaman dulu. Kaum santri terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan melawan penjajah.

Jenderal bintang tiga ini mengungkapkan pada 22 Oktober 1945 muncul seruan jihad dari kaum santri. Seruan ditujukan kepada setiap Muslim untuk membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan NKRI dari serangan penjajah.

"Pada 22 Oktober 1945 muncul fatwa dari tokoh-tokoh ulama untuk resolusi Jihad Fisabilillah melawan tentara asing kolonialisme yang ingin menjajah Indonesia kembali," tagas Boy Rafli.

Menurut Boy setiap zaman memiliki tantangannya masing-masing. Tantangan saat ini tak kalah berbahayanya yaitu adanya paham intoleransi, radikalisme dan terorisme.

Maka penyadaran potensi bahaya paham intoleransi, radikalisme dan terorisme perlu terus digaungkan.  Melalui kegiatan seminar, Kepala BNPT menjadi sarana edukasi kepada seluruh masyarakat luas untuk melakukan langkah-langkah mitigasi dalam mengatasi penyebarluasan virus intoleransi radikalisme terorisme

"Ini adalah upaya kita agar semua bersatu padu menyatukan pemahaman kita, mana hal-hal yang baik dan tidak baik terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," tambah Kepala BNPT RI.

Kepala BNPT menegaskan kunci untuk melawan virus intoleransi, radikalisme dan terorisme adalah dengan berpegang teguh pada ideologi Pancasila. Melalui Pancasila, bangsa Indonesia bisa Bersatu dengan aneka perbedaan.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji, SH, MHum menyatakan bahwa pemerintah daerah juga terus berupaya menanggulangi paham intoleransi radikalisme dan terorisme.

"Untuk Pemda, Provinsi maupun Kabupaten Kota, tugas kita adalah menutup ruang isu-isu propaganda dari teroris itu. Kebanyakan mengajak untuk bagaimana berseberangan dengan pemerintah. Isu-isu itu lah yang harus kita tangkal," kata  Sutarmidji.

Ketua Umum DPP IPI, KH KMT Abdul Muhaimin menuturkan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata sinergi berbagai kelembagaan dalam menguatkan masyarakat dari segala bentuk penyimpangan penyimpangan yang dapat merusak negara.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut