Desa Wisata Silokek memiliki luas wilayah 1.918 Ha dan ketinggian 150 – 200 mdpl. Dialiri beberapa sungai seperti, Batang Kuantan dan Batang Sangkiamo. Memiliki struktur permukaan berupa perbukitan serta keragaman geologi yang unik, yaitu terdapat sedimen (kars) berusia 350 juta tahun juga batuan beku (granit) berusia 250 juta tahun menjadikan kawasan Silokek sebagai kawasan inti Geopark Nasional Ranah Minang Silokek.
Untuk menuju desa tersebut, wisatawan menempuh jarak 140 km atau sekitar 4 jam 2 menit dari bandara Internasional Minangkabau, Padang. Bicara potensi wisata, desa tersebut memiliki keindahan alam seperti Ngalau (goa) Basurek. Itu merupakan goa yang terbentuk akibat pelarutan (hilangnya sebagian batu akibat air) sehingga membentuk ornamen-ornamen goa yang unik dan menarik.
Ngalau Basurek memiliki panjang sekitar 250 meter. Tidak hanya keunikan dan keindahan goa saja, tetapi juga terdapat nilai sejarah yang tertinggal di masa penjajahan Belanda dan Jepang, dimana juga menjadi saksi jalur perdagangan dan syiar agama Islam dari Selat Malaka ke Sumbar.
Sementara destinasi wisata buatan, Desa Silokek memiliki walkboard sepanjang 500 meter yang terbuat dari kayu lokal, menjadi tempat pejalan kaki untuk menikmati pemandangan pesawahan, bukit, dan pegunungan serta satwa yang dilindungi seperti Siamang dan Burung Rangkong, juga kelelawar. Di sini juga terdapat menara pandang, camping ground, toilet, dan musala.
Wisatawan dapat menikmati destinasi arung jeram di Silokek sejauh 4,5 km. Komunitas arum jeram Desa Silokek kerap mengikuti kompetisi level nasional dan internasional seperti, Geofest Silokek Rafting 2021 dan Silokek Geofest Rafting World Cup 2019. Pemandu rafting Silokek pun telah mempunyai sertifikasi pramuwisata Indonesia (LSP Pramindo).
Desa Silokek juga memiliki 18 lokasi panjat tebing dengan karakteristik yang berbeda. Komunitas panjat tebing Kabupaten Sinjunjung yang berkolaborasi dengan Federasi Panjat Tebing Indonesia Kabupaten Sijunjung, bersama mengembangkan salah satu kegiatan wisata dan olahraga profesional di Desa Silokek.
Bicara seni, Desa Silokek memiliki beragam jenis tarian tradisional. Salah satunya Tari Dulang. Tarian tersebut menggambarkan kehidupan masyarakat Silokek semasa zaman dulu yaitu pendulang emas yang dilakukan secara manual untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Lalu, ada Talempong Kayu. Itu merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari kayu khusus yang diambil dari hutan di Nagari Silokek dan Durian Gadang membuat alat musik ini sangat unik dan langka. Bunyinya terasa lembut dengan tangga nada yang sederhana.
Soal budaya, Desa Silokek memiliki Silek Podang atau dalam bahasa Indonesia berarti Silat Pedang. Merupakan salah satu aliran silat khas tradisi Minangkabau yang ada di Sijunjung. Aliran silat ini merupakan silat kaum para raja-raja, tapi seiring perkembangan zaman keberadaannya terlupakan.
Nah, untuk urusan kuliner dan souvenir, wisatawan dapat berburu Samba Kacau dan Rendang Paku, sedangkan oleh-oleh yang bisa dibawa pulang seperti Songket Unggan, kaus dengan gambar geopark, eco print, dan batik cetak.
Di sini, wisatawan juga dapat bermalam di homestay. Ada empat unit homestay dengan jumlah kamar seluruhnya lima kamar. Dilengkapi dengan toilet umum yang mudah ditemukan di tempat wisata. Memisahkan toilet untuk perempuan dan pria, serta berstandardisasi dengan adanya kloset duduk, wastafel, dan cermin.
Editor : M Mahfud