JAKARTA, iNewsDepok.id - Pakar Ekonomi Universitas Pelita Harapan, Tanggor Sihombing mengomentari viralnya hastag #BongkarSkandalBombaGroup di platform media sosial (Medsos) Twitter beberapa waktu lalu.
Tagar itu viral menyusul mengemukanya dugaan kredit macet Bomba Group ke salah satu bank pelat merah yang digaungkan para netizen.
Menurut Tanggor, isu tersebut menjadi besar karena nominal peminjaman PT Bomba Group yang mencapai triliunan rupiah. Terlebih di tengah situasi krisis ekonomi seperti sekarang ini, masalah uang menjadi sensitif untuk diperbincangkan.
"Nominalnya yang besar, trilliun. Lalu, saat krisis ekonomi saat ini uang tunai (likuiditas) menjadi raja (king), sehingga setiap uang menjadi rebutan dan sensitif untuk jadi viral," katanya kepada wartawan, Selasa (12/7/2022).
Ia pun mempertanyakan, apakah dalam perusahaan yang diduga dikelilingi stakeholder tersebut, sedang terjadi perebutan uang tunai? Atau apakah ini erat hubungannya dengan tahun-tahun politik terkini, karena tahun 2024 Indonesia akan menyelenggarakan Pemilu, sehingga nominal kredit macet itu dikhawatirkan akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia? Terlebih karena saat ini industri batubara sedang lesu.
"Jadi, kemungkinan risiko (kredit) macet akan tinggi. Penegak hukum akan dilibatkan kalau ada anomali. Maka, harus diawali dengan audit lebih dulu," ujarnya.
Meski demikian, ia menilai ada sisi positif dari viralnya hastag #BongkarSkandalBombaGroup, karena kata dia, viralnya hastag itu dapat meningkatkan tata kelola bank, khususnya dalam pemberian pinjaman kredit, sehingga menjadi lebih baik.
"Watchdog diperlukan di setiap korporasi. Itu akan membangun kewaspadaan manajemen," tegasnya.
Editor : Rohman