JAKARTA, iNewsDepok.id-Seorang terapis keluarga di Amerika Serikat mengungkapkan, Pandemi membuat anak kehilangan kesempatan untuk membangun keterampilan sosialnya, seperti kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya, memecahkan masalah, hingga berlatih memiliki sikap empati.
Penelitian dari Universitas Negeri Yogyakarta juga menemukan bahwa selama Pandemi, 96% anak mengalami penurunan terkait pencapaian aspek perkembangan sosial emosi, terutama dalam segi perkembangan perilaku prososial, atau yang secara awam disebut perilaku tolong menolong.
Untuk itulah, di momen peringatan Hari Anak Internasional yang jatuh setiap tanggal 1 Juni, Lifebuoy Shampoo berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengajak sebanyak mungkin keluarga Indonesia untuk berbagi kebaikan dengan para pejuang kanker melalui berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mendonasikan rambut.
Seperti kita ketahui, para pasien kanker yang menjalani kemoterapi dalam pengobatannya, pada umumnya mengalami kerontokan rambut bahkan hingga mengalami kebotakan.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP., bercerita, salah satu pasiennya langsung berniat mengundurkan diri dari kemoterapi begitu mengetahui bisa menyebabkan kebotakan.
"Padahal pasien saya itu seorang pria, lho. Tapi sekarang dia sudah bisa senyum-senyum dan melangkah dengan percaya diri karena bisa menggunakan wig atau rambut palsu," kata Prof. Aru.
Agus Nugraha, Head of Marketing Hair Care PT Unilever Indonesia, Tbk. menyampaikan, "Sebagai brand perawatan rambut yang begitu dekat dengan keseharian keluarga Indonesia, kami memiliki purpose untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan pada anak sejak dini. Hal ini semakin penting di tengah fakta bahwa physical distancing yang dialami anak-anak selama Pandemi berlangsung telah berdampak besar pada perkembangan sosial mereka.”
Menurut Anna Surti Ariani, S.PSi., M.Si., Psi., Psikolog Klinis Keluarga, jika kemampuan berempati dan perilaku tolong menolong ini tidak dikembangkan, terdapat risiko jangka pendek dan jangka panjang.
"Dalam jangka pendek, anak dapat sulit beradaptasi dan sulit diterima oleh lingkungannya sehingga mengalami masalah pergaulan. Sementara dalam jangka panjang, anak rentan mengalami beragam masalah gangguan psikologis. Perilaku ini tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, dibutuhkan proses panjang sejak usia dini hingga dewasa yang erat kaitannya dengan stimulasi dari orang tua,” tandas psikolog yang akrab disapa Nina ini.
Terkait hal tersebut, Agus menjelaskan bahwa sejalan dengan makna peringatan Hari Anak Internasional yang mengangkat pentingnya menyiapkan pembekalan yang cukup bagi anak untuk masa depan mereka, kampanye “Berbagi Kebaikan” mendorong peranan orang tua untuk membekali masa depan anak dengan menanamkan nilai kebaikan, termasuk perilaku tolong menolong.
Dukungan juga datang dari Dr. Siti Annisa Nuhonni, Sp.KFR-K, Pengurus Bidang Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia.
“Kondisi Pandemi juga menambah tantangan yang dihadapi oleh pasien kanker, sehingga diperlukan dukungan psikososial dalam menjaga maupun meningkatkan kualitas hidup pasien, baik oleh keluarga, orang-orang terdekat, hingga lingkungan dan masyarakat luas. Dukungan masyarakat melalui kampanye ‘Berbagi Kebaikan’ ini akan semakin membangkitkan keyakinan bahwa mereka tidak sendirian dalam berjuang,” ucap Dr. Siti Annisa.
Tak mau ketinggalan, Mona Ratuliu, selebritas sekaligus ibu dari lima orang anak, langsung menyambut baik gerakan berbagi ini. Tak hanya mengajak sang putri, Nala untuk ikut berdonasi rambut, Mona juga mengajak teman-teman artis lainnya.
“Memasuki kehidupan pasca Pandemi, kita perlahan kembali ke rutinitas social life seperti dulu. Aku sadar kondisi ini akan menuntut kemampuan anak-anakku untuk kembali bersosialisasi, yang sebelumnya sempat terhambat karena Pandemi. Kampanye ini bisa menjadi wadah bagi para orang tua sepertiku untuk menumbuhkan rasa empati dan menerapkan perilaku tolong menolong pada sesama. Sebagai buktinya, hari ini aku dan Nala mendonasikan rambut kami, dan mengajak seluruh keluarga untuk ikut memberi dukungan!” seru Mona.
“Meski masih dihadapkan dengan berbagai tantangan di masa Pandemi, rasa empati yang diwujudkan dengan aksi nyata untuk berbagi kebaikan adalah suatu hal yang tidak boleh dikesampingkan. Semoga seluruh aktivitas dari kampanye ini mampu menjembatani keluarga Indonesia dalam membantu meningkatkan kualitas hidup para pejuang kanker,” tutup Agus.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait