JAKARTA, iNews Depok.id – Indonesia dapat memanfaatkan Kecerdasan Buatan (AI) dan transformasi digital untuk mendorong pembangunan manusia yang inklusif dan berkelanjutan.
Demikian hasil dialog United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, bersama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan Dewan Ekonomi Nasional (DEN).
Dialog berlangsung di Jakarta, hari ini, Kamis (26/6/2025).
Hadir antara lain Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno; Deputi Menteri Bidang Perekonomian dan Transformasi Digital BAPPENAS, Vivi Yulaswati; dan Deputy Resident Representative UNDP Indonesia, Sujala Pant.
Juga hadir 60 perwakilan dari pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, akademisi, pemuda, dan mitra pembangunan.
Dialog kebijakan tingkat tinggi ini untuk menandai peluncuran Laporan Pembangunan Manusia 2025 yang berjudul “A Matter of Choice: People and Possibilities in the Age of AI.”
Dialog untuk melihat potensi AI untuk membantu mendorong kemajuan dan menciptakan kemungkinan baru bagi masyarakat di seluruh dunia.
Dialog membahas tiga tema inti.
1. Bagaimana memanfaatkan AI untuk memajukan pembangunan yang inklusif.
2. Etika dan tata kelola AI dan transformasi digital.
3. Bagaimana AI akan membentuk masa depan pekerjaan di tengah kemajuan teknologi yang pesat.
Vivi Yulaswati, Deputi Menteri Bidang Perekonomian dan Transformasi Digital, BAPPENAS, menyebutkan AI bukanlah gelombang inovasi disruptif pertama yang dihadapi dunia, dan juga bukan yang terakhir.
"Sejarah telah menunjukkan kepada kita melalui revolusi pertanian dan industri, dan sekarang era digital, bahwa pertanyaan sebenarnya bukanlah tentang teknologi itu sendiri, tetapi bagaimana kita mengaturnya," kata Vivi.
Kunci transformasi yang adil terletak pada kebijakan yang inklusif dan tata kelola yang adaptif. Indonesia secara aktif mengembangkan strategi AI nasional, yang mencerminkan nilai-nilai, menangani prioritas pembangunan, dan memastikan tak seorangpun tertinggal.
Sujala Pant, Deputy Resident Representative UNDP Indonesia menyoroti digitalisasi dan AI sedang memengaruhi masyarakat. Pertanyaan utamanya adalah memastikan hasil transformasi yang lebih inklusif dan adil.
“Laporan ini mendorong kita untuk melihat AI tidak hanya sebagai alat, tetapi sebagai tanggung jawab, untuk merancang kebijakan yang berpusat pada manusia,” kata Sujala Plant.
Indonesia berada pada posisi yang tepat melihat populasi muda yang paham teknologi dan infrastruktur digital yang berkembang pesat.
AI dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendidikan, pekerjaan, dan pelayanan publik, dengan menempatkan kebutuhan dan kemampuan masyarakat di pusat inovasi.
Untuk membuka potensi ini, perlunya akses yang adil ke infrastruktur digital, memperkuat literasi digital, dan membangun kerangka kerja yang jelas dan etis untuk penggunaan AI yang aman.
Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno menekankan pentingnya pendekatan yang mengutamakan manusia di Indonesia dalam mengantisipasi kebangkitan AI,
“AI yang tidak berpusat pada manusia, AI tanpa inklusi, adalah AI yang gagal," kata Pratikno.
Ia mengajak untuk pastikan teknologi berdiri di atas pilar keadilan, persatuan, dan kebenaran, yang memberdayakan manusia, bukan menggantikannya.
"Dari nilai-nilai kemanusiaan muncul kearifan teknologi; dari desain yang etis, kemajuan yang berkelanjutan," tutur Pratikno.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait
