JAKARTA, iNews.id - Budayawan Betawi JJ Rizal mengkritik cara-cara pemerintahan Jokowi mengelola negara, karena dianggap justru membawa Indonesia ke arah model kerajaan Jawa, bukan republik tulen.
Hal itu ia katakan, Senin (14/3/2022), bertepatan dengan ritual Kendi Nusantara yang diselenggarakan pemerintahan Jokowi di titik nol lokasi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
"Indonesia dibuat terus jadi model kerajaan Jawa, tumbuh bukan jadi republik tulen, melainkan republik keraton yang penuh teater, eksistensinya ditentukan drama-drama, upacara-upacara, simbol-simbol spektakuler untuk nutupin kegagalan jadi negara modern en suatu krisis," kata Rizal melalui akun Twitter-nya, @JJRizal.
Foto: tangkapan layar
Seperti diketahui, pemerintahan Jokowi sejak periode pertama (2014-2019) dan kini di periode kedua yang baru setengah jalan (2019-2024), dapat dianggap sebagai pemerintahan yang sarat dengan kegaduhan akibat kemunculan berbagai kejadian, seperti dikotomi atau terbelahnya masyarakat menjadi kubu cebong yang merupakan kubu pendukung pemerintah, dan kubu kampret alias kandrun yang merupakan kubu oposisi.
Selain itu, kegaduhan muncul akibat banyaknya ulama yang dipenjarakan; munculnya stigma Islam sebagai agama radikal dan intoleran; hukum yang tumpul ke pendukung, tapi tajam ke oposisi, terutama ke umat Islam; penerbitan Omnibus Law UU Cipta Kerja, revisi UU KPK dan UU Minerba yang dikritik masyarakat; dan banyak kejadian lain.
Kejadian-kejadian itu bukan sesuatu yang tidak disengaja, karena untuk dikotomi masyarakat misalnya, pembelahan terjadi di media sosial, di mana di kubu cebong terdapat buzzer yang dikelola oleh sosok yang disebut Kakak Pembina, dan para buzzer itu digaji dengan anggaran dari APBN.
Selama menjadi presiden, Jokowi juga terkesan lebih sibuk dengan acara seremonial dibanding menyelesaikan masalah bangsa sebagaimana yang terjadi hari ini, Senin (14/3/2022), di mana rakyat di berbagai daerah antre minyak goreng akibat kelangkaan komoditi itu, Jokowi justru sibuk melakukan acara seremonial bertajuk 'Kendi Nusantara" yang melibatkan seluruh gubernur dari 34 provinsi, dan di dalam acara itu terdapat simbol-simbol yang berbau klenik.
Pasalnya, dalam ritual Kendi Nusantara itu setiap gubernur dari 34 provinsi membawa tanah dan air dari daerahnya masing-masing. Di hadapan Presiden Jokowi, air dan tanah itu kemudian secara bergantian dituangkan ke dalam gentong besar.
Editor : Rohman
Artikel Terkait
